REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Mobilitas mahasiswa penting dalam integrasi kawasan ASEAN 2015 karena mempunyai berbagai manfaat, kata pakar pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta Satoto Nayono. "Manfaat itu di antaranya memperluas wawasan, menambah kawan, belajar banyak budaya, menjadi lebih mandiri," katanya pada seminar 'Mobilitas Pendidikan di ASEAN Menuju Integrasi Kawasan 2015', di Yogyakarta, Selasa (12/8).
Selain itu juga mempunyai kesempatan melakukan "benchmark" keilmuan, kesempatan memperlancar bahasa asing, kesempatan berpromosi tentang Indonesia. "Jenis kegiatan mobilitas mahasiswa itu di antaranya konferensi, lokakarya, kursus singkat, program magang, pertukaran mahasiswa, dan 'double degree'," kata Kepala Kantor Urusan Internasional dan Kemitraan UNY itu.
Kasubdit Pendidikan Kebudayaan dan Penerangan Direktorat Kerja Sama Fungsional ASEAN Kementerian Luar Negeri Elisabeth Heri Budiastuti mengatakan kerja sama pendidikan ASEAN meliputi peningkatan akses ke pendidikan dasar dan pendidikan menengah pertama yang berkualitas.
Selain itu meningkatkan kualitas pendidikan, mempromosikan kesadaran mengenai ASEAN, mobilitas lintas batas dan internasionalisasi pendidikan serta dukungan untuk badan-badan sektoral lainnya terkait dengan kepentingan dalam pendidikan.
Dalam konteks itu, kata dia, terbuka kesempatan mengikuti pendidikan tinggi di luar negeri untuk meningkatkan kualitas pendidikan tinggi.
"Tantangannya adalah meningkatnya persaingan untuk memasuki perguruan tinggi. Untuk itu kalangan perguruan tinggi harus meningkatkan kualitas pendidikan," katanya.
Ketua panitia seminar Nunik Sugesti mengatakan kegiatan itu dilaksanakan dalam rangka mempersiapkan masyarakat Indonesia menyambut Komunitas ASEAN yang akan dilaksanakan pada 2015. "Materi yang disampaikan terkait dengan sejarah dan perkembangan ASEAN. Selain itu juga dibahas isu-isu pendidikan terutama yang berkaitan dengan mobilisasi pelajar di ASEAN," katanya.
Ikuti Whatsapp Channel Republika
