Selasa 20 May 2014 20:10 WIB

Guru Besar Korea Beri Kuliah di Unand

Universitas Andalas
Universitas Andalas

REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Guru Besar bidang studi luar negeri dari Universitas Han-kuk Korea Selatan, Prof Chun Tai-Hyun memberikan kuliah sekaligus seminar di Universitas Andalas (Unand) Padang, Sumatera Barat (Sumbar) pada Selasa.

"Korea Selatan menjadi negara maju karena mengutamakan pendidikan dalam segala bidang," kata Prof Chun Tai-Hyun dalam kuliahnya.

Ia menjelaskan sebelum maju seperti sekarang Korea Selatan hanya sebuah negara miskin yang porak-poranda akibat perang saudara pada tahun 1950-an.

Namun, katanya, dalam perkembangannya warga masyarakat Korea telah menanamkan sikap cinta tanah air dan bangsa serta mengutamakan pendidikan.

Ia mencontohkan pada peristiwa krisis ekonomi di Asia termasuk Korea pada 1997 lalu.

Pada saat itu, sebutnya, para petani, pedagang hingga masyarakat kelas rendah hingga menengah mengumpulkan berbagai barang dan perhiasannya serta emas yang mencapai lebih dua juta ton untuk diserahkan kepada Pemerintah Korea.

Ini bertujuan untuk membantu mengatasi krisis ekonomi yang menyengsarakan rakyat Korea secara keseluruhan.

Meskipun hasil jerih payah warga ini mungkin tidak memiliki pengaruh besar untuk keluar dari krisis, namun nasionalisme warga Korea ini patut dibanggakan.

"Dibanding negara lain, Korea Selatan termasuk negara yang miskin sumber daya alam (SDA)," katanya.

Akan tetapi, katanya, miskin SDA ini dapat tertutupi dengan pengembangan pendidikan yang maju.

Dari sinilah tumbuh kemajuan dalam bidang industri, teknologi, hingga budaya.

Sebagai contoh, katanya, tentang K-pop yang tengah gandrung di masyarakat dunia.

Ia menyebutkan munculnya fenomena K-pop itu bukan murni berasal dari kebudayaan atau bahasa Korea.

Melainkan dari sebuah pendidikan dalam bentuk pelatihan yang cenderung dipaksa.

Pelatihan ini dilakukan terus menerus dan berkesinambungan, tidak hanya berlatih menari, menyanyi atau akting saja, namun juga melakukan berbagai kegiatan lain dan belajar ilmu pengetahuan dari banyak bidang.

Selain itu, katanya, materi yang ada di K-pop itu merupakan kombinasi dari berbagai budaya dan bahasa di dunia.

Mungkin inilah yang menjadi salah satu keunggulan K-Pop dapat diterima di dunia, katanya.

Ia berharap mahasiswa yang hadir dapat menyerap dan lebih mengetahui negara Korea Selatan beserta aspek sejarah dan budayanya.

Sementara itu, Rektor Unand Werry Darta Taifur mengatakan bahwa dengan adanya seminar ini mahasiswa dapat mencontoh keteladanan masyarakat Korea dalam upaya mencapai sukses.

Hal ini bisa menjadi suatu contoh bagaimana upaya negara Korea Selatan yang terpuruk karena perang pada tahun 1950 perlahan bangkit dan maju seperti saat ini.

Terutama mengenai kecintaan orang Korea pada negaranya dan tekad serta semangatnya dalam menempuh suatu jenjang pendidikan, katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement