Selasa 18 Feb 2014 12:21 WIB

Ingin Riset dan Penelitian Maju, Bikin Saja Kementerian Pendidikan Tinggi

Rep: dyah ratna meta novi/ Red: Taufik Rachman
Perguruan Tinggi - ilustrasi
Foto: blogspot.com
Perguruan Tinggi - ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Dirjen Dikti Kemdikbud Joko Santoso mengatakan, kalau perguruan tinggi berada dalam naungan Kementerian Riset, Teknologi (Kemenristek) itu namanya  terbalik sebab justru risetnya itu yang harus  di bawah Dikti.

Dalam Tridharma perguruan tinggi, kata Joko, nomor satu itu pendidikan tinggi, kedua penelitian, dan ketiga pengabdian kepada masyarakat. Oleh karena  itu yang  utama pendidikan tingginya, di dalam pendidikan tinggi itu mencakup riset dan penelitian.

“Kalau ingin riset dan penelitian maju, maka perlu dibuat Kementerian Pendidikan Tinggi, bukan malah perguruan tinggi berada di bawah naungan Kemenristek. Faktanya penelitian dan riset di bawah Kemenristek masih kurang maju, malah banyak perguruan tinggi yang penelitian dan risetnya jauh lebih maju,” kata Joko.

Menurut Joko, riset dan penelitian yang paling maju itu nomor satu di  ITB, kedua UI, ketiga UGM, dan keempat IPB, baru terakhir LIPI. “Apa benar kalau perguruan tinggi di bawah Kemenristek nanti risetnya akan lebih maju, kenyataannya, malah perguruan tinggi banyak yang risetnya lebih maju,” katanya.

Terkait adanya anggapan perguruan tinggi riset dan penelitiannya kurang maju karena berada di bawah Kemdikbud, Joko mengatakan, kalau yang membicarakan hal itu dari  universitas yang cilik-cilik (kecil-kecil) memang riset dan penelitiannya masih kurang maju. “Tapi lihat, penelitian dan riset UGM itu mengalahkan LIPI,” katanya.

Intinya, terang Joko, riset dan penelitian perguruan tinggi itu maju atau tidak bukan karena di bawah kementerian tertentu. Namun kalau memang ingin riset dan penelitiannya maju dan fokus, perlu dibentuk  Kementerian Pendidikan Tinggi, bukan menaruh perguruan tinggi di bawah naungan Kemenristek.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement