Sabtu 25 Jan 2014 22:00 WIB

IPB Kembangkan Rumput Gajah Odot

Kampus IPB
Foto: Faiz Zuhad Mushoffi
Kampus IPB

REPUBLIKA.CO.ID,BOGOR--Institut Pertanian Bogor melalui Direktorat Kajian Strategis dan Kebijakan Pertanian (KSKP) mengembangkan tanaman rumput gajah odot (Pennisetum purerium cvmoot) sebagai sumber pakan hijauan bagi ternak sapi dan kambing.

Direktur Kajian Strategis dan Kebijakan Pertanian IPB, Dr Ir Dodik Ridho Nurrochmat mengatakan, pengembangan rumput gajah odot merupakan program pertanian terintegrasi untuk menjawab isu ketersediaan daging dan susu hewani secara cukup.

"Saat ini ruput gajah odot kita tanam di sejumlah lokasi pertama di Dusun Cibilik, Desa Nanggerang, Kecamatan Cicurug Kabupaten Sukabumi. Di sana terdapat lahan seluas 3 hektar yang sudah kita tanami," ujar Dodik dalam kegiatan panen raya rumput gajah odot, di Cicurug Sukabumi, Sabtu.

Dodik mengatakan, pengembangan rumput gajah odot telah memasuki tahap pertama panen. Di mana satu hektar lahan mampu menghasilkan hingga 60 ton rumput gajah odot. Rumput tersebut dapat dipanen setiap dua bulan sekali dengan masa tanam selama dua tahun.

Nilai ekonomi dari pengembangan rumput gajah odot selain dari sektor produksi cukup murah, yakni untuk satu hektare dibutuhkan dana sebesar Rp20 juta di luar akses jalan lokasi penanaman. Dengan nilai jual diasumsikan Rp300 pr kg atau Rp300.000 per ton.

Sebanyak 10 orang dilibatkan dalam program pertanian terintegrasi tersebut. Petani setempat memperoleh upah dari menanam dan menyemai rumput hingga menjualnya langsung ke konsumen yakni perusahaan peternakan.

Dodik mengatakan, Program Pertanian Terintegrasi Direktorat Kajian dan Kebijakan Strategis IPB tersebut berawal dari situasi dan kondisi yang terjadi di lapangan saat terjadi kelangkaan pasokan daging sapi.

Beranjak dari itu, KSKP IPB melakukan kajian hingga penyebab terjadinya kelangkaan. Selain itu juga, IPB memperoleh hasil survei Karkas (2012) mengukur kualitas daging sapi dan kambing yang dilakukan Fakultas Peternakan IPB menunjukkan bahwa sapi dan kerbau lokal dari peternakan rakyat yang dipotong di rumah potong hewan di Indonesia mengalami penurun yakni dalam kondisi 30 persen kurus, 49 persen kondisi sedang dan yang gemuk hanya mencapai 15 persen.

"Sekitar 30 persen sapi dan kerbau siap potong adalah ternak berumur tua dengan bobot potong rata-rata 50 kg di bawah potensi yang sebenarnya," ujar Dodik.

Oleh karena itu, salah satu rekomedasi IPB dalam rangka meningkatkan produksi daging sapi di Indonesia adalah melalui program penggemukan 36 persen sapi dengan kundisi kurus, hal tersebut dapat dilakukan dengan meningkatkan kualitas pakan, lingkungan, kesehatan hewan dan tatalaksana pemeliharaan.

Kepala Sub Bidang Kajian Strategis dan Kebijakan Pertanian IPB, Handian Purwawangsa mengatakan, penyediaan pakan menjadi sangat penting dalam mendorong peningkatan kualitas genetik sapi ternak di Indonesia.

Melalui program pertanian terintegrasi, IPB mencoba memanfaatkan lahan non produktif dengan melibatkan masyarakat dalam mengelola lahan tersebut yang ditanami rumput gajah odot.

"Di sini sudah ada langsung pemasarannya, seluruh rumput yang dihasilkan dari model-model yang sudah dibangun akan dipasok ke PT Fajar Taurus dengan volume pengiriman sekitar 5 ton per hari," ujar Handian.

Handian menambahkan ada sekitar 30 perusahan peternakan sapi dan kambing di wilayah Kabupaten Bogor yang berpotensi untuk dipasok rumput gajah odot yang dikembangkan oleh IPB.

General Manajer PT Fajar Taurus, Mochammad Krida mengatakan, adanya pengembangan rumput gajah odot oleh IPB dapat membantu para peternak dalam menyediakan pakan ternak yang saat ini cukup sulit diperoleh karena mahal.

PT Fajar Taurus memiliki 700 sapi perah, dan sebagai produsen susu sapi serta kambing membutuhkan pakan hijauan (rumput) 27 hingga 29 ton per hari. Perusahaan tersebut dapat menyuplai pakan hijauan dari ladang sendiri sebanyak 17-19 ton per hari sisanya diperoleh dari petani.

"Idealnya untuk kualitas sapi yang bagus, pakan hijauan lebih banyak dibanding pakan konsentrat. Untuk 700 ternak sapi pakan konsentrat yang dibutuhkan hanya 4-6 ton.

Untuk komposisi pakan, 45 kg per hari pakan hiajaun dan 7-9 kg konsentrat. Karena konsentrat hanya sebagai tambahan agar lebih baik bagi hewan ruminansia, dan dari segi harga lebih mahal daripada pakan hijauan," ujarnya.

Mochammad menambahkan, program pertanian terintegrasi pengembangan rumput gajah odot sangat membantu para petani. Bantuan IPB telah memudahkan peternak dalam ketersediaan pakan hijauan.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement