Selasa 14 Jan 2014 16:16 WIB

Pewangi Semprot Daun Beluntas Karya Mahasiswa UNY

Rep: yulianingsih/ Red: Taufik Rachman
Kampus Universitas Negeri Yogyakarta
Kampus Universitas Negeri Yogyakarta

REPUBLIKA.CO.ID,YOGYAKARTA -- Menggunakan deodorant spray atau pewangi semprot ternyata tidak harus membeli ke toko atau supermarket. Kita sendiri bisa membuatnya dengan biaya murah dan aman. Bahkan bahan baku deodorant spray bisa kita temukan dari bahan alam di sekitar kita.

Adalah lima mahasiswa Fakultas MIPA Universitas Negeri Yogyakarta (UNY). Mereka berhasil membuat deodorant spray dari bahan pucuk daun beluntas. Bahkan pewangi semprot ini terbukti aman bagi tubuh. Kelima mahasiswa F MIPA ini adalah Anita Ekantini, Indarti, Sri Kusyani, Chandra Dewi Puspitasari dan Yuli Subekti.

Melalui penelitian di labolatorium F MIPA kelimanya berhasil menyusun penelitian berjudul Deodorant Spray Ekstrak Pucuk Daun Beluntas (Pluchea indica Less). Penelitian ini bahkan diikutkan dalam ajang penelitian di Dirjen Dikti Kemendikbud.

Menurut Anita Ekantini, selama ini pohon beluntas banyak ditemui di desa sebagai tanaman pagar atau tumbuhan liar di kebun. "Selama ini daun beluntas hanya dimanfaatkan untuk sayur sebagai campuran urap saja atau untuk makanan ternak," ujarnya, Selasa (14/1).

Padahal kata dia, daun beluntas mengandung senyawa fitokimia yaitu senyawa tannin, fenol, flavonoid, sterol dan alkaloid yang berpotensi sebagai sumber antioksidan dan antibakteri. "Itu sebabnya ada juga yang memanfaatkan daun beluntas untuk obat diare," ujarnya.

Karena kandungan senyawa ini, kelima mahasiswa UNY tersebut terus melakukan penelitian di labolatorium kampus setempat. Melalui beberapa kali penelitian akhirnya mereka berhasil membuat deodorant spray dari pucuk daun beluntas tersebut.

"Pembuatnnya sebenarnya mudah, kita menghaluskan pucuk daun beluntas dengan blender kemudian memerahnya dan menyaringnya," kata Indarti, anggota tim F MIPA UNY.

Hasil ekstrak daun tersebut kemudian dimasukkan ke tabung kaca. Ekstrak daun beluntas tersebut berwarna hijau tua. "Untuk menghilangkan warna hijau, kami menggunakan norit (arang aktif) sebagai penyerap zat warna. Norit sebanyak 3 gram dicampurkan dengan ekstrak pucuk daun beluntas sebanyak 100 ml," jelasnya.

Dari percampuran tersebut kata dia, didapatkan cairan yang berwarna hitam. Campuran ini dimasukkan ke dalam botol dan kemudian didiamkan selama sehari 12 jam. Setelah itu, campuran antara ekstrak pucuk daun beluntas dan norit disaring dengan kertas saring. Tujuan dari penyaringan ini adalah untuk memisahkan antara norit dengan ekstrak pucuk daun beluntas.

Penyaringan ini dilakukan sebanyak tiga kali untuk mendapatkan ekstrak pucuk daun beluntas yang jernih. “Setelah didapatkan sari dari pucuk daun beluntas, kemudian dibuat ekstrak pucuk daun beluntas dengan berbagai konsentrasi, yaitu 100 persen, 75 persen, 50 persen, dan 25persen," katanya.

Pembuatan deodorant spray estrak pucuk daun beluntas dilakukan dengan cara mencampur eksrak pucuk daun beluntas pada berbagai konsentrasi dengan alkohol dan air mineral. Formulanya adalah, 20 ml alkohol 96 persen, 30 ml ekstrak pucuk daun beluntas dengan konsentrasi 100 persen dan 40 ml air mineral.

Pembuatan varian konsentrasi dari ekstrak pucuk daun beluntas ini dengan cara mengencerkan ekstrak pucuk daun beluntas konsentrasi 100 persen dengan air mineral. Selanjutnya dilakukan Pengujian aktivitas antibakteri dengan metode Weel Difusion. Metode ini dapat menentukan diameter hambat dari ekstrak pucuk daun beluntasterhadap bakteri Staphylococcus epidermidis.

Berdasarkan hasil pengujian aktivitas antibakteri dalam ekstrak pucuk daun beluntas terhadap bakteri Staphylococcus epidermidis, diketahui bahwa konsentrasi ekstrak pucuk daun beluntas yang paling efektif untuk membunuh bakteri Staphylococcus epidermidis adalah pada konsentrasi 100 persen

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement