Sabtu 10 Aug 2013 07:14 WIB

UNY Manfaatkan Sisik Ikan Sebagai Absorden Kromium

Kampus Universitas Negeri Yogyakarta
Kampus Universitas Negeri Yogyakarta

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Tim mahasiswa Jurusan Pendidikan Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) memanfaatkan limbah sisik ikan untuk adsorben atau penyerap ion logam kromium yang terdapat dalam limbah cair industri pelapisan logam.

"Sisik ikan mengandung zat kitin dan kitosan yang dapat dijadikan sebagai adsorben ion logam berat seperti kromium (Cr). Ion logam Cr dapat mencemari lingkungan," kata Koordinator Tim Mahasiswa Jurusan Pendidikan Kimia Fakultas MIPA UNY Nuke Ajeng Prabawati di Yogyakarta, Jumat.

Menurut dia, kitin dan kitosan merupakan adsorben yang dapat menyerap logam berat. Kitin dan kitosan dapat ditemukan pada limbah pengolahan hasil laut seperti cangkang udang, kepiting, dan sisik ikan.

"Rencana awal kami menggunakan sisik ikan bandeng, tetapi karena kesulitan mencarinya karena lembut dan kecil-kecil, kami menggantinya dengan sisik ikan kakap yang lebih besar dan lebih mudah dicari," katanya.

Ia mengatakan, hasil penelitian memperlihatkan bahwa adsorben dari sisik ikan memiliki daya serap optimum terhadap ion logam Cr (VI) pada pH 3 dengan daya adsorbsi 55 persen dan pada konsentrasi adsorbat 25 ppm dengan daya adsorbsi 34,87 persen.

Dengan demikian hasil penelitian itu dapat dipakai menyerap ion logam Cr (VI) untuk mengolah limbah cair industri. Mekanisme adsorbsi oleh arang aktif adalah penyerapan molekul ion logam dalam pori-pori dari arang aktif sehingga dapat terpisah dari cairannya.

"Jika pori-pori adsorben itu belum terbuka secara sempurna, daya adsorbsinya juga akan berkurang. Pada penerapan di lapangan hal itu dapat diatasi dengan melakukan adsorbsi berulang hingga kadar Cr (VI) dalam limbah cair tidak melebihi ambang batas yang diizinkan," katanya.

Namun, menurut dia, keberadaan limbah sisik ikan yang cukup melimpah masih belum dimanfaatkan secara optimal sehingga menyebabkan pencemaran lingkungan.

Ia mengatakan, pada era modern saat ini perkembangan industri sangat pesat terutama industri pelapisan logam (electroplating). Industri "electroplating" banyak menghasilkan limbah berupa ion logam berat, salah satunya ion logam kromium.

"Ion logam kromium dapat mencemari lingkungan dan jika terakumulasi di dalam tubuh dapat mengakibatkan kematian," katanya.

Anggota tim mahasiswa Jurusan Pendidikan Kimia Fakultas MIPA UNY itu adalah Setiawati, Dini Permatasari, dan Chanel Trihandoko.

antara

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement