Kamis 04 Jul 2013 22:10 WIB

Stikes 'Aisyiyah Diminta Lahirkan Tata Kehidupan yang Sehat

Rep: Heri Purwata / Red: Djibril Muhammad
Stike 'Aisyiyah Muhammadiyah
Foto: karo.muhammadiyah.or.id
Stike 'Aisyiyah Muhammadiyah

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Ketua Pengurus Pusat Muhammadiyah, Prof Malik Fajar menandaskan Stikes 'Aisyiyah Yogyakarta harus bisa melahirkan tata kehidupan masyarakat yang sehat. Sebab sudah ada landasan untuk mewujudkannya yaitu sebuah hadis yang menerangkan kebersihan bagian dari iman.

Malik Fajar mengemukakan hal itu ketika menjadi keynote of speech pada seminar nasional 'Membangun Pendidikan Tinggi Kesehatan yang Unggul' dalam rangka memperingati Milad ke 50 Stikes 'Aisyiyah Yogyakarta di Sleman, DIY, Kamis (4/7).

Seminar menghadirkan Dirjen Dikti Kemendikbud, Prof Djoko Santoso; Guru besar Universitas Indonesia, Prof Amal Chalik Sjaaf; Ketua Majelis Dikti PP 'Aisyiyah, Prof Siti Muslimah Widyastuti.

Lebih lanjut Malik Fajar mengatakan seminar 'Membangun Pendidikan Tinggi Kesehatan yang Unggul' merupakan hal yang penting. Sebab seminar ini dapat diibaratkan merupakan pencanangan dan peneguhan sebuah cita-cita.

"Sehingga diharapkan bisa menelorkan pemikiran luas dalam memberikan pelayanan kesehatan," kata Malik.

Stikes Aisyiyah, kata Malik Fajar, ketika didirikan tahun 1963 masih sangat sederhana. Kala itu meskipun dalam keterbatasan memiliki tujuan utama yaitu untuk meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat.

Kini di usia ke 50 tahun, Stikes 'Aisyiyah Yogyakarta berupaya untuk mewujudkan pendidikan kesehatan yang unggul. Dengan menggelar seminar ini diharapkan akan ada masuka untuk mewujudkannya.

"Menjadi perguruan tinggi yang bermutu dan unggul itu membanggakan. Namun untuk mewujudkannya tidak ada selesainya," kata Malik.

Sedang Ketua Stikes 'Aisyiyah Yogyakarta, Warsiti mengatakan setelah berusia 50 tahun, Stikes 'Aisyiyah perlu merefleksikan diri atas peran dan kontribusinya kepada masyarakat untuk menuju pendidikan tinggi kesehatan yang unggul.

Untuk mewujudkan pendidikan tinggi berkualitas pemerintah telah mengeluarkan berbagai kebijakan. "Salah satunya, akreditasi perguruan tinggi," kata Warsiti.

Menurut Warsiti, meskipun sudah ada kebijakan pemerintah, namun realitanya masih banyak institusi pendidikan tinggi bidang kesehatan yang belum terakreditasi.

Berdasarkan data Badan Akreditasi Nasional (BAN) perguruan tinggi dan Pusdiknakes tahun 2010, dari seluruh pendidikan tinggi kesehatan baru 69 perguruan tinggi (3 persen) yang terakreditasi A. Terakreditasi B sebanyak 246 perguruan tinggi (10,83 persen), terakreditasi C sebanyak 220 lembaga (9,68 persen) dan sebanyak 1.737 lembaga (76,45 persen) belum terakreditasi.

Berdasarkan data tersebut, kata Warsiti, Stikes 'Aisyiyah memandang penting untuk menggelar seminar yang membahas tentang pendidikan tinggi kesehatan yang unggul.

"Diharapkan seminar ini mampu menumbuhkan, komitmen institusi pendidikan tinggi kesehatan untuk mewujudkan pendidikan tinggi kesehatan yang unggul, serta menyiapkan insan kesehatan yang humanis berkomitmen terhadap pembangunan kesehatan," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement