Sabtu 26 Jan 2013 18:11 WIB

'EC-ITS 1.0', Calon Mobil Listrik Nasional Masa Depan

Rep: Amri Amrullah/ Red: Citra Listya Rini
Rancangan Mobil Listrik (ilustrasi)
Foto: mobilistrik.blogspot
Rancangan Mobil Listrik (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Kecelakaan yang menimpa mobil listrik Tucuxi ternyata tidak bisa menghambat pengembangan mobil listrik lainnya. Berselang tiga pekan setelah kecelakaan Tucuxi, euforia mobil listrik tetap berlanjut di tangan alumni Institut Teknologi Sepuluh November Surabaya (ITS).

Kali ini ITS berhasil meluncurkan mobil listrik city car, yang dinilai lebih layak dari prototipe mobil listrik ITS sebelumnya. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Muhammad Nuh berkesempatan meluncurkan mobil listrik ini, sekaligus memberi nama mobil.

"Saya beri nama mobil ini 'EC-ITS 1.0', semoga mobil ini menjadi mobil listrik nasional masa depan," ujar M. Nuh saat peluncuran di halaman gedung Rektorat ITS, Sabtu (26/1).

Walaupun telah diluncurkan secara resmi, akan tetapi menurut Nuh, 'EC ITS 1.0' ini belum layak untuk digunakan di jalan umum. Nuh tidak menyarankan pengujian di jalan raya. Menurut dia, butuh penyempurnaan dan pengembangan teknologi kelistrikan, gearbox dan sistem keamanan yang lebih baik agar mobil listrik ini layak diproduksi massal.

Nuh juga memastikan mobil listrik 'EC-ITS 1.0' ini telah masuk sebagai salah satu mobil pengembangan, di Badan Pengembangan Teknologi Otomotif (BPTO) sebagai pioner mobil listrik nasional. Mobil listrik 'EC-ITS' city car memiliki desain yang lebih simpel dan sporty, tampilan yang umum bagi city car berbahan bakar BBM.

Rektor ITS Prof Triyogi Yuwono pun yakin, melihat desain yang umum dan sporty. EC-ITS hasil penyempurnaan nanti akan lebih mudah diterima masyarakat Indonesia bila diproduksi massal. Karenanya, Mendiknas berharap pengembangan dan penyempurnaan mobil ini tidak akan memakan waktu yang lama. 

"Harapan kita mobil ini sudah bisa dipakai sebagai kendaraan operasional di KTT APEC Bali pada Oktober 2013 mendatang," imbuh M. Nuh.

Terkait dengan semakin banyaknya bermunculan mobil-mobil listrik dalam negeri, dan belum adanya keinginan untuk produksi masal. Mendiknas menjawab, euforia kemunculan mobil listrik itu harus diapresiasi. Karena semakin banyak produk mobil listrik karya anak negeri, semakin banyak juga pilihan mobil listrik nasional yang layak.

"Tidak apa-apa bila banyak mobil listrik muncul di indonesia, walaupun banyaknya rintangan dan cobaan bagi pengembangan mobil listrik. Kita yakin suatu saat berbagai mobil listrik yang telah muncul itu ada satu mobil yang layak menjadi mobil nasional," tutur mantan rektor ITS ini.

Kemendiknas sejak 2012 lalu sudah menganggarkan Rp 50 miliar untuk pengembangan mobil listrik nasional. Saat ini diakui Nuh, penyerapan dana ini masih sedikit. Pemerintah telah memprogramkan pada 2014 hingga 2015 sebuah mobil listrik nasional telah hadir di pasar otomotif  dalam negeri.

Karenanya, ia menegaskan pada 2013 ini Kemendiknas akan mendorong pihak akademisi dari lima Universitas seperti UI, ITB, ITS, UGM dan UNS bekerjasama dengan instansi pemerintah dari BPPT dan LIPPI, termasuk industri otomotif. Komitmen kerjasama ini untuk mempercepat kehadiran mobil nasional ini sesuai standar kemanan dan kemajuan teknologi saat ini.

Perancang mobil 'EC-ITS 1.0', M. Nur Yuniarto memastikan, akan mengebut penyempurnaan mobil listrik ini. Diantaranya, jelas dia, kemampuan motor listrik dan baterai.

"Tenaga listrik yang ada sekarang 5-10 kwh, kecepatan max masih dibawah 100 kilo meter per jam. Kita targetkan pengembangan nanti mencapai 20 Kwh agar kecepatan maksimal diatas 100 kilometer per jam," papar Nur Yuniarto kepada Republika.

Mobil listrik 'EC-ITS 1.0' memerlukan waktu satu hingga 1,5 jam sekali pengisian listrik.Dosen Teknik Mesin ITS ini mengaku pembuatan mobil listrik ini membutuhkan waktu 150 hari. Dan menelan biaya pengerjaan Rp 400 juta.

Ia pun tidak sendiri mengerjakan mobil listrik city car empat orang penumpang ini. Nur Yuniarto dibantu 30 orang yang menjadi timnya di laboratorium industri sistem otomatis ITS.

Nur sangat berterimakasih bila pemerintah dan Kemendiknas serius membantu realisasi 'EC-ITS 1.0' sebagai mobil listrik nasional. "Kita pun bersyukur kalau industri otomotif ada yang tertarik dan akan memproduksi masal bila pengembangan EC-ITS ini telah sempurna," pungkasnya.

Kiprah ITS menghadirkan mobil listrik dan ramah lingkungan sebenarnya sudah sejak lama. Pada 1985 ITS menghadirkan Widya Wahana I, yang dilanjutkan generasi ke II dan ke III nya pad 1990an.

Terakhir ITS mengembangkan mobil istrik 'Sapu Angin', namun mobil ini hanya untuk dipertandingkan dalam kompetisi Indonesia Energy Marathon pada 2012. Baru pada peluncuran EC-ITS 1.0 inilah wacana mobil listrik ITS muncul sebagai pioner mobil nasional mendatang.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement