Jumat 18 Mar 2011 19:48 WIB

Mendiknas: Kebutuhan Guru Ditekan Hingga 40 Ribu

REPUBLIKA.CO.ID,DEPOK--Menteri Pendidikan Nasional, Mohammad Nuh mengatakan, hasil pemetaan terhadap kebutuhan guru di Tanah Air bila dihitung secara normal hingga tahun 2014 sebanyak 300 ribu guru lebih. "Namun demikian, kebutuhan guru yang jumlahnya cukup besar itu, bisa menjadi lebih efisien dan dikurangi, bila diatur dari sekarang dengan prinsip efisiensi dan efektivitas dalam penyelenggaraan layanan pendidikan," kata Mendiknas saat menggelar jumpa pers penutupan Rembuk Nasional Pendidikan 2011 di Pusdiklat Kemdiknas, Bojongsari, Depok, Jumat.

Pemetaan tersebut, lanjut Nuh, dilakukan melalui mekanisme yang ada pada saat ini. Jika diatur dengan komposisi 1 : 24, yakni satu guru mengajar 24 siswa, maka kelebihan tersebut bisa turun menjadi sekitar 180.000 guru. Dari jumlah itu bila diatur lagi dengan program multigrade, yakni seorang guru bisa mengajar lebih dari satu pelajaran yang termasuk dalam kelompok mata pelajaran sejenis, maka ke depan kelebihan jumlah guru bisa lebih diefisiensikan menjadi 40.000 guru.

Nuh menambahkan, jika konsep multigrade tersebut dimanfaatkan dengan baik menggunakan penataan regulasi yang juga baik, bisa dibayangkan efisiensi yang dihasilkan. Karena dengan konsep itulah seorang guru Matematika, misalnya, bisa juga mengajar Fisika. Karena memang, setiap guru diberikan kewenangan mengajar sesuai kelompok pelajaran yang dikuasainya. "Ada pelajaran mayor dan ada pelajaran minor. Mayornya tetap satu, tetapi minornya bisa dua atau lebih," ujar Nuh.

Ia mengatakan, konsep multigrade memungkinkan pemerintah menghemat hingga miliaran rupiah. Penghematan tersebut dapat digunakan untuk pengembangan guru, beasiswa, dan penambahan fasilitas. Lebih lanjut Mohammad Nuh menegaskan kembali tentang pentingnya efiseinsi dan efektivitas penyelenggaraan layanan pendidikan yang dapat dilakukan melalui tiga pilar, yakni berbagi sumber daya, integrasi proses dan pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi, semua menjadi mungkin untuk dinikmati bersama.

"Konsep efisiensi dan efektivitas telah dijadikan sebagai acuan persidangan komisi-komisi pada rembuknas pendidikan dan untuk pilar berbagi sumber daya diperoleh 15 aspek, diantaranya, pemanfaatan berbagai fasilitas satuan pendidikan bersama, yakni SD-Paket A, SMP-Paket B-SMP Terbuka, SMA-PAket C dan SMK-Pendidikan Vokasi berkelanjutan, serta pemberdayaan satuan pendidikan formal untuk penyelenggaraan program Pendidikan Orang Dewasa (POD)," katanya.

Selanjutnya, pengembangan pusat riset nasional melalui pemanfaatan fasilitas secara bersama antar pergururuan tinggi, pemberdayaan guru-guru mata pelajaran tertentu untuk dua jenjang pendidikan : SD-SMP, dua jenis pendidikan : SMA-SMK, dan dua jalur pendidikan : SD-Paket A, SMP-Paket B dan SMA-Paket C.

Lebih lanjut Mendiknas mengatakan, untuk pilar integrasi proses diperoleh 19 aspek, diantaranya integrasi pendiriain unit sekolah baru dengan penyediaan pendidikan dan tenaga kependidikan, integrasi pendidikan karakter dalam proses pembelajaran di semua jenjang, intengarsi nilai kelulusan sekolah menengah dengan seleksi masuk perguruan tinggi, serta integrasi standar pelayanan minimal pendidikan menengah.

Sedangkan untuk pilar penggunaan teknologi informasi dan komunikasi diperoleh enam aspek, yaitu berbagi sumber belajar melalui pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi pada jenjang PAUD dan pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan tinggi, pelaksanaan pembelajaran e-pembelajaran, kata Mendiknas.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement