Sabtu 29 Jan 2011 19:53 WIB

Sekolah 'Kelas' C Bisa Ikut Jalur Undangan

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Panitia Pusat Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) 2011, akhirnya memasukkan sekolah berakreditasi C dalam seleksi undangan SNMPTN. Hal ini berarti sekolah berakreditasi C bisa 'mempromosikan' nama-nama siswa terbaiknya ke perguruan tinggi negeri melalui jalur undangan.

Ketua SNMPTN 2011 Herry Suhardiyanto mengatakan, panitia SNMPTN merasa perlu melakukan perubahan ketentuan dan persyaratan menyangkut sekolah dan siswa pelamar SNMPTN melalui jalur undangan. "Ini demi persaingan yang terbuka antar sekolah," ungkap rektor Institut Pertanian Bogor ini ketika dihubungi Republika, Sabtu (29/1).

Kesepakatan ini dilakukan setelah ada pertemuan dengan para rektor PTN seluruh Indonesia. Ruang bagi Akreditasi C terbuka karena beberapa kampus memiliki hasrat untuk memasukkan anak-anak dari daerah tertentu. Sehingga melalui cara ini, siswa dari kelas akselerasi, siswa rintisan internasional, standar nasional, akreditasi A, B dan C akan bersaing memperebutkan tempat di berbagai kampus. "Tidak akan ada pemisahan seleksi antara sekolah-sekolah tersebut," tegas Herry.

Akan tetapi, perubahan ini bukannya tanpa perbedaan. Melalui aturan yang baru dibuat ini sekolah akreditasi secara berjenjang bisa memasukkan para siswanya. Kelas akselerasi bisa memasukkan 100 persen siswanya dan Rintisan Sekolah Berstandar Internasional bisa memasukkan 75 persen siswa terbaiknya.

Untuk sekolah akreditasi A, mereka bisa memasukkan 50 persen siswa terbaiknnya. sekolah akreditasi B, dipotong setengahnya atau 25 persen siswa terbaiknya. Sedangkan akreditasi C hanya mendapat jatah 10 persen. "Meski berasal dari sekolah rintisan belum tentu masuk, karena seleksi dilakukan rektor masing-masing," paparnya.

"Kita tidak berani buka terlalu luas untuk akreditasi C. Khawatir ekspektasi masyarakat berlebihan, mereka akan memasukan semua," katanya.

Sebagai informasi, perhitungan persen itu seperti di kelas ada 30 siswa, maka RSBI bisa memasukkan sekitar 20 orang, karena kuotanya sebesar 75 persen. "Akan tetapi kalau ada 1 atau 2 orang siswa di kelas unggulan RSBI tidak mau ikut seleksi undangan tidak bisa digantikan posisinya. Jika bisa memasukkan 20 orang misalnya, jika salah satu dari 20 itu ada yang tidak mau, maka siswa urutan ke 21 atau 22 tidak bisa menggantikan siswa yang tidak mau tersebut. itu juga berlaku bagi sekolah reguler, akreditasi B dan C," paparnya.

Kemudian soal kompetisi di tingkat penilaian kampus, ia menyatakan tiap kampus punya klasifikasi sendiri. "Kompetisinya tergantung program studi yang diminati. Itu ada di daftar masing-masing rektor. Kalau biaya pendidikan kewenangan ke rektor masing-masing," Paparnya.

Dijelaskannya, setiap Kepala Sekolah (Kepsek) akan mengunduh profil sekolahnya dan sesuai kuotanya. Siswa kemudian membayar uang pendaftaran dan mendapatkan pin. Dengan pin tersebut siswa bisa mengakses data diri. "Siswa yang tidak mampu biaya pendaftaran ditanggung APBN," paparnya.

Dikatakan Herry, dengan sistem pendaftaran online membuka peluang bagi seluruh sekolah, termasuk dari daerah terpencil. Ini juga kesempatan melakukan edukasi nasional di bidang Informasi teknologi (IT).

Sementara itu, Ketua Majelis Rektor Perguruan Tinggi Negeri Indonesia (MRPTNI) Musliar Kasim mengaku, reputasi sekolah memang diperlukan dalam ujian undangan. Contohnya, di Universitas Andalas Fakultas Kedokteran (FK) paling favorit.

"Kalau dilihat dari nilai, SMAN 1 Padang dan SMAN 1 Padang Panjang. Tapi kami tidak kasih semua ke mereka. Kami kasih 1 masing-masing kabupaten. Kalau tidak Mentawai tidak bisa masuk FK. Kami kasih kesempatan. Apapun prestasinya. Hanya saja dia tidak dapat pelayanan pendidikan yang baik. Memberikan pemerataan. Setiap yang daftar setiap sekolahnya kalau ada indikasi katrol tidak dinilai. Tapi kalau sekolah yang baik," katanya.

Dulu, lanjut Rektor Universitas Andalas tersebut, jalur undangan tidak disentralisasi. Tapi sekarang dirubah. MRPTNI memberikan kesempatan ke masyarakat untuk mengakses seluruh PTN. "Selama ini Andalas tidak mengirimkan undangan ke luar Jawa. Sekarang dengan pola seperti ini semua bisa akses," urainya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement