Selasa 01 Mar 2011 18:20 WIB

Tahun Ini, ITB Serap 650 Mahasiswa tak Mampu

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Djibril Muhammad
Gerbang Kampus ITB/ilustrasi
Gerbang Kampus ITB/ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG - Anggapan bahwa kuliah di ITB hanya untuk masyarakat kelas menengah ke atas, saat ini bisa terbantahkan. Karena, tahun ini ITB menyiapkan kuota untuk mahasiswa tidak mampu sekitar 650 kursi. Selain dibebaskan dari biaya pendidikan, semua mahasiswa pun tidak perlu memikirkan biaya untuk kehidupan sehari-hari. Karena, ITB akan menanggung semua biaya baik pendidikan sampai biaya hidup sampai mahasiswa tersebut tamat.

"Kami selalu mengalokasikan 15 persen dari total kuota mahasiswa untuk mahasiswa tidak mampu. Namun, tahun ini kita tambah jadi sekitar 20 persen," ujar Rektor ITB, Akhmaloka kepada wartawan, Senin (28/2). Menurut Akhmaloka, tahun ini ITB akan menerima 3.200 mahasiswa baru. Dari jumlah itu, ITB akan menerima 650 mahasiswa tidak mampu melalui program bidik misi yang akan dibebaskan seluruh biaya pendidikannya sampai tamat.

Semua mahasiswa dari seluruh pelosok tanah air, sambung Akmaloka, bisa mengikuti program tersebut. Asal, bisa memenuhi semua syarat yang telah ditetapkan. Yaitu, mahasiswa program bidik misi, harus menyertakan surat keterangan tidak mampu dari kelurahan. Mahsiswa yang sudah memenuhi syarat admnistratif, harus mengikuti tes akademik. "Tahun lalu untuk mahasiswa bidik misi ini harus ikut tes. Tesnya, sama dengan jalur umum yang ada," katanya.

Akhmaloka mengaku, berdasarkan pengalaman tahun lalu mahasiswa tidak mampu yang pada umunya bisa mengikuti perkuliahan di ITB. Hal itu, terlihat dari nilai-nilai mereka. Nilai mahasiswa program bidik misi yang IPKnya 3,5 ada 100 orang. Sedangkan yang nilai IPKnya, 3 ada sekitar 107 mahasiswa.

 

"Yang nilai IPK-nya di bawah 2 juga ada. Khusus untuk mahasiswa yang nilainya kurang, akan terus kita evaluasi dan ada program tutorial," tegasnya.

Menurut Akhmaloka, untuk menjalankan program bidik misi ini pihaknya menerima bantuan dana dari pemerintah pusat. Dana yang diperoleh dari pemerintah pusat tersebut, diberikan langsung ke rekening mahasiswa untuk biaya hidup. Sedangkan untuk biaya pendidikannya, semua di-cover oleh ITB.

Setiap tahun, mahasiswa program bidik misi ini memperoleh dana sebesar Rp 10 juta atau sekitar Rp 800 ribu perbulan. Selama ini, lanjut Ahmaloka, selain dibantu oleh pemerintah, rektorat ITB pun selalu memperoleh bantuan dari berbagai pihak untuk memberikan beasiswa pada mahasiswanya. Misalnya, bantuan dari alumni, dan perusahaan-perusahaan. Selain itu, khusus untuk masyarakat Jabar, setiap tahun Pemprov Jabar memberikan bantuan untuk mahasiswa asal Jabar yang masuk ke ITB. Tahun ini, kuota untuk mahasiswa undangan asal Jabar jumlahnya sekitar puluhan

"Pokoknya, untuk masyarakat tidak mampu, dari biaya pendidikan sampai asrama kita tanggung sampai tamat," imbuhnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement