Selasa 01 Mar 2011 14:39 WIB

UNS Solo Bakal Luncurkan Institut Javanologi

Rep: C41/ Red: Djibril Muhammad
Gerbang Kampus UNS
Gerbang Kampus UNS

REPUBLIKA.CO.ID, SOLO - Kekayaan budaya dan Bahasa Jawa yang masih melekat, namun semakin pudar, mengharuskan --secara moral-- Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo untuk melakukan kajian serius untuk menggali kebudayaan tersebut. Pendirian Institut Javanologi, atau Kajian Jawa, menjadi jawaban UNS untuk melahirkan kembali salah satu corak jati diri bangsa Indonesia tersebut.

Pekan depan, tepatnya pada Senin (7/2), UNS akan mendeklarasikan Institut Javanologi yang bergerak dibawah naungan Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) UNS. "Kami ingin memberi ruang gerak yang lebih luas kepada kebudayaan Jawa sebagai pilar memperkokoh karakter Indonesia modern," papar Kepala Institut Javanologi UNS Sahid Teguh Widodo saat menggelar jumpa pers di Fakultas Sastra UNS, Selasa (1/2).

Didampingi Ketua Divisi Penelitian Slamet Subiyantoro dan Sekretaris Titis Srimuda Pitana, Sahid memberikan gambaran tugas yang akan dilakukan Institut Javanologi. Dengan memasang visi 'Menjadikan tradisi kearifan lokal sebagai ideologi strategi pembangunan jati diri bangsa Indonesia', Javanologi akan menjadi wadah 30 lebih peneliti di dalamnya untuk melakukan kajian mendalam, serta menjembatani forum komunikasi ilmiah serta memberikan pelatihan kepada masyarakat untuk melestarikan nilai kebudayaan Jawa.

Sahid menginformasikan bahwa sudah ada komunikasi antara UNS dengan Universitas Leiden di Belanda yang akan menyumbangkan sejumlah naskah dan artefak kuno Jawa yang mereka miliki saat Javanologi sudah terbentuk. "Peminat kajian Jawa di Leiden mulai berkurang," ungkap Sahid. Mengenai kemungkinan ini pihak UNS akan terus melakukan komunikasi dengan Universitas Leiden.

Untuk menunjang Deklarasi Institut Javanologi ini, UNS akan menggelar dua acara utama yang mendampingi deklarasi. Sehari sebelum pendeklarasian, UNS akan mempertunjukan 'Gelar Budaya Kolosal' pada Minggu (6/2), mulai pukul 09.00 WIB di halaman Gedung Rektorat UNS. Di Gelara Budaya Kolosal ini, UNS akan menyuguhkan tarian Reog Ponorogo dengan 30 dadak merak.

Humas kampus menyatakan 3.000 undangan akan memeriahkan acara ini. Selain itu juga akan dilangsungkan Seminar Internasional Javanologi bertajuk 'Menggali Nilai Luhur Kearifan Lokal dan Tradisi budaya Jawa Unggulan Guna Memperkokoh Jati Diri Bangsa.'

Untuk pembicara utama, Ketua Divisi Penelitian Javanologi Slamet Subiyantoro menyebutkan, akan dihadirkan tiga pemakalah utama, yaitu ahli batik klasik asal Jepang, Prof. Masakatsu Tozu; ahli lingustik Jawa asal Afrika Selatan, Allan Frank Lauder; dan ahli kejawen dari Italia, Laura Romano. "Ketiganya akan memberikan sudut pandang orang asing yang memposisikan diri sebagai masyarakat Jawa," terang Slamet.

Sebagai pemakalah pendamping, Kepala Pusat Pengembangan Koleksi Perpustakaan Nasional, Suyatno turut hadir bersama ahli arsitektur tradisional Jawa dari Universitas Brawijaya Malang, Galih wijil Pangarso dan ahli budaya I Bagus Gede Yuda Triguna dari Universitas Hindu Indonesia di Bali.

Berdampingan dengan seminar juga akan diluncurkan sebuah buku dari kompilasi tulisan dan makalah dari kalangan akademisi, budayawan dan pemerhari kebudayaan Jawa yang saat ini sudah terdapat 24 makalah. Pendaftaran seminar akan ditutup 3 Maret ini dengan rincian yang dapat diakses di situs uns.ac.id.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement