Rabu 16 Feb 2011 16:16 WIB

Kemdiknas Janji Kembalikan Mahasiswa Indonesia ke Mesir

Rep: Ichsan Emrald Alamsy/ Red: Djibril Muhammad
Mendiknas M Nuh
Mendiknas M Nuh

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Menteri Pendidikan Nasional, Mohammad Nuh menyatakan Kementerian Pendidikan bertanggung jawab penuh atas kepulangan kembali mahasiswa Indonesia yang kuliah di Mesir. Artinya pemerintah akan membiayai kepulangan para mahasiswa itu. "Akan tetapi kita tidak asal memulangkan para mahasiswa. Untuk saat ini kita masih menunggu kepastian keamanan di Mesir," ungkap Mantan Rektor ITS ini kepada wartawan, Rabu (16/2).

Bagi Nuh meski kondisi di Mesir mulai kondusif pasca turunnya Hosni Mubarak dari tampuk kepemimpinan disana, tapi ia butuh kepastiannya dari pihak Kementerian Luar Negeri dan Kedutaan Besar Republik Indonesia. "Kepastian keamanan kita serahkan kepada Kemenlu dan KBRI, jika belum dinyatakan aman, kita nggak mungkin mengirim mahasiswa kembali kesana," ucapnya.

Akan tetapi, saat ini Kemdiknas menurut Nuh mulai melakukan pendataan secara intensif seluruh mahasiswa yang rencananya akan dikembalikan ke Mesir. Untuk memudahkan pendataan, maka pihak Kementerian membuka pendaftaran bagi mahasiswa yang telah dievakuasi dan ingin dikembalikan ke Mesir.

Proses pendaftarannya dilakukan oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, dengan membuka nomor hotline telepon, fax, dan email bagi mahasiswa yang mau mendaftarkan diri. "Akan tetapi ini semua tergantung dari mahasiswa yang bersangkutan, kalau masih ingin di Indonesia tentu takkan dipulangkan," paparnya.

Bagi Mantan Menteri Telekomunikasi dan Informatika ini, pendataan amat penting karena nantinya pemerintah harus mengurus kepulangan mulai dari pembuatan visa hingga pembelian tiket. "Nantinya mahasiswa akan dihubungi terlebih dahulu, dan kemudian akan dikumpulkan di Jakarta. Soal biaya ke Jakarta akan diganti Pemerintah," papar Nuh.

Berdasarkan data Kemdiknas diperkirakan sekitar 3.200 mahasiswa Indonesia berniat akan kembali ke Mesir. Data ini berdasarkan jumlah mahasiswa yang dievakuasi oleh KBRI di Mesir sesaat terjadi demo besar-besaran di Mesir. Sedangkan, sekitar 2.000 mahasiswa lainnya memilih bertahan di negara tersebut.

Persoalan ujian dan ancaman Drop Out yang ditakutkan oleh Mahasiswa, ia menyatakan berdasarkan informasi terakhir proses kegiatan perkuliahan di Mesir belum dimulai. Akan tetapi untuk lebih jelasnya ia akan terus menghubungi Atase Pendidikan dan Kebudayaan di Mesir.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement