Rabu 03 Nov 2010 07:21 WIB

Gubernur Babel, tak Jemu Menimba Ilmu

 Gubernur Bangka Belitung Eko Maulana Ali (tengah), didampingi Rektor UT, Prof Ir Tian Belawati, MEd, PhD (kanan) dan Purek IV UT, Gorky Sembiring.
Foto: kominfo
Gubernur Bangka Belitung Eko Maulana Ali (tengah), didampingi Rektor UT, Prof Ir Tian Belawati, MEd, PhD (kanan) dan Purek IV UT, Gorky Sembiring.

REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG--Gubernur Bangka Belitung (Babel), Eko Maulana Ali, bisa disebut pejabat yang tak bosan menimba ilmu. Bagaimana tidak, ia berhasil meraih gelar Magister Administrasi Publik dari Universitas Terbuka (UT). Gelar S2 dari UT ini adalah yang kedua setelah sebelumnya ia juga meraih Master Bidang Fisika Kelautan dari sebuah perguruan tinggi di Australia.

“Ini contoh tidak hanya modal politik saja, tetapi juga terus mengasah diri dengan kompetensi yang dibutuhkan, sehingga beliau lulus sebagai Magister Administrasi Publik UT,” ujar Rektor UT Prof Ir Tian Belawati MEd PhD, kepada pers usai acara wisuda Periode III Tahun 2010 di Gedung UT Convention Center, Selasa (2/11).

Menurut Tian, Gubernur Babel itu bukan hanya memberikan contoh, tapi juga dukungan finansial dengan memberikan beasiswa kepada para guru di provinsi yang dipimpinnya agar menyelesaikan program S1.

Sementara, Eko mengatakan, keinginan pertama kuliah adalah mencari ilmu, sebab selama jadi pemimpin ia tanpa dasar ilmu dalam melayani publik. “Saya mulai dari pengalaman saja. Untung saja, apa yang saya lakukan berhubungan dengan teori-teori. Tapi sebaiknya memang orang yang akan memimpin berkaitan dengan pelayanan publik harus memahami juga ilmu tentang pelayanan publik,” jelasnya.

Mengenai upayanya meningkatkan kualitas guru di Bangka Belitung, ia telah menyekolahkan lebih dari  200 orang. “Yang sekarang bersama-sama saya kuliah di UT ada 78 orang dan yang akan lulus segera ada sekitar 50 orang. Mereka adalah aset daerah yang suatu saat nanti diharapkan bisa memberikan yang terbaik kepada daerah maupun negara,” harapnya.

Sejak 2009, Pemprov Babel memberikan beasiswa bagi 1.000 guru, mulai dari guru jenjang tingkat SD, SMP dan SMA sederajat. Pada 2010 bertambah menjadi 2.000 beasiswa. “Insya Allah untuk tahun 2011 akan memberikan 3.000 beasiswa,” katanya.

Mudah-mudahan, lanjut Eko, di daerah dapat tercipta good government dan clean governence yang hanya bisa dicapai dengan personil-personil yang betul-betul berilmu pada bidang masing-masing. “Saya juga sekarang ini bersama 32 staf sedang mengambil program S3 di Universitas Padjadjaran Bandung. Jadi saya mengatakan kepada teman-teman bahwa saya ini adalah Picu dan Pacu (Pipa), saya adalah pemicu dan pemacu,” tegasnya.

Eko menceritakan selama kuliah proses belajar mengajar tidak ada perbedaan antara gubernur dengan yang masih calon pegawai negeri sipil (CPNS), termasuk dalam hal ujian. Ia sendiri sempat memperbaiki tesis sampai lima kali bongkar. ''Keliru jika ada yang mengatakan UT tempat kuliah main-main,'' cetusnya.

Bahkan, menurut Eko, UT tempat kuliah yang lebih berat dari tempat biasa, karena menuntut kesadaran sendiri. “Kuliah di UT persaingannya tidak kelihatan, kalau kuliah di tempat biasa persaingannya kelihatan,” jelasnya seraya mengatakan ingin kuliah lagi di UT untuk program S3 Pelayanan Publik seandainya modul di UT sudah siap.

sumber : kominfo-newsroom
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement