Selasa 30 Nov 2010 06:07 WIB

Sekolah Darurat di Shelter Korban Merapi akan Didirikan

Rep: Neni Ridarineni / Red: Endro Yuwanto
salah satu hiburan bagi para pengungsi Merapi
salah satu hiburan bagi para pengungsi Merapi

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA--Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Provinsi DIY akan mendirikan sekolah darurat di shelter/hunian sementara korban Merapi. Ini sebagai upaya pemulihan pendidikan untuk anak korban Merapi.

''Untuk pendidikan di shelter pada prinsipnya memang harus ada. Namun saat ini kami masih melakukan pembiaraan mengenai model yang tepat dilaksanakan di shelter dan akan melakukan identifikasi siswa yang sekolah,'' kata plt Kepala Disdikpora DIY Tavip Agus Rayanto pada wartawan di Kepatihan Yogyakarta, Senin (29/11).

Selanjutnya Tavip mengatakan, bagi siswa korban Merapi bebas memilih di sekolah manapun yang tentu paling dekat dengan tempat tinggal dia sekarang ini. Tetapi jika terlalu jauh dari shelter, maka akan dibuat sekolah darurat.  Sekolah darurat ini akan didirikan sementara. Namun demikian, ini bisa menjadi permanen jika ada kebijakan relokasi.

Di samping itu, kata Tavip, pendidikan  bagi siswa pengungsi korban Merapi akan diberikan dispensasi, misalnya untuk menghadapi ujian mid semester, maka akan diupayakan guru untuk pendamping belajar.

Sementara itu Kepala Bidang Perencanaan dan Standarisasi Disdikpora DIY Baskara Aji mengatakan, sampai  saat ini telah diperoleh data sebanyak 12 sekolah dari  226 sekolah di Kabupaten Sleman yang akan direlokasi. Sekolah tersebut dalam kondisi rusak berat dan berada dalam daerah rawan aliran sungai Gendol yakni terdiri dari lima TK, tiga SD, dua SMP, dan dua SMK.

''Keduabelas sekolah tersebut memang ada di Kawasan Rawan Bencana (KRB) II dan akan direlokasi di tempat yang tidak dekat lagi dengan aliran sungai. Karena dikhawatirkan kalau terjadi letusan lagi, akan terancam awan panas atau lahar dingin,'' jelas dia.

Selain itu, kata Tavip, ada 28 sekolah di KRB III yang kondisinya rusak berat yang terdiri dari tujuh TK, 19 SD dan dua SMP. Namun sekolah tersebut belum ditentukan apakah akan direlokasi atau dibangun lagi. ''Kami masih menunggu keputusan dari pemerintah kabupaten Sleman,'' tegas dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement