Selasa 02 Nov 2010 08:22 WIB

Bantu Pengungsi Merapi, Undip Dirikan Poliklinik

REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG--Universitas Diponegoro Semarang melalui Fakultas Kedokteran mendirikan poliklinik untuk membantu memberikan pelayanan kesehatan pada para pengungsi Merapi di Desa Gulon, Magelang, Jawa Tengah. "Dua poliklinik sebelumnya sudah dibuat di Sekolah Dasar Negeri (SDN) Gulon 1 dan Balai Desa Gulon," kata Pembantu Dekan I Fakultas Kedokteran Undip, Prof Hertanto Hadisaputro di Semarang, Senin.

Namun, kata dia, mengingat aktivitas Gunung Merapi yang kembali meningkat sehingga membuat pengungsi yang datang ke penampungan bertambah, didirikan satu lagi poliklinik di SD Negeri 2 Gulon. Ia mengatakan di posko penampungan pengungsi yang berada di Desa Gulon saat ini setidaknya sudah ada sekitar 3.300 pengungsi dan mereka tentunya membutuhkan pelayanan kesehatan secara memadai. "Secara teknis, tim relawan Fakultas Kedokteran yang terdiri dari dokter dan mahasiswa sudah diberangkatkan sejak 27 Oktober lalu yang diketuai dr Abdul Mukhlis, dan dibantu dr Sigit Kirana," katanya.

Menurut dia, tim sukarelawan yang diberangkatkan untuk memberikan pelayanan kesehatan pengungsi Merapi tersebut memang disiapkan menangani berbagai bencana dan sudah berpengalaman sebelumnya. "Mereka (tim relawan, red) sebelumnya sudah pernah menangani evakuasi korban kecelakaan Kereta Api (KA) Argo Bromo Anggrek dan KA Senja Utama di Pemalang yang terjadi beberapa waktu lalu," katanya.

Tim relawan Undip pernah pula membantu penanganan banjir di Kudus dan sejak itu ditandatangani nota kesepahaman (MoU) dengan Palang Merah Indonesia (PMI) untuk saling berkolaborasi membantu menangani bencana.

Ia mengatakan pihaknya sangat bersimpati dengan berbagai bencana alam yang terjadi di tanah air akhir-akhir ini, termasuk erupsi Merapi dan langsung memberangkatkan tim ke lokasi bencana. "Tim yang bernama Kesatuan Relawan Siaga FK Undip itu melaporkan sejumlah bantuan yang mendesak diperlukan para pengungsi, yakni masker, peralatan mandi, pakaian pantas pakai, makanan bayi, dan obat-obatan," katanya.

Sementara keluhan kesehatan yang dialami pengungsi, kata Hertanto, tim relawan melaporkan pengungsi banyak menderita penyakit flu, batuk, dan sakit mata akibat efek hujan abu vulkanik.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement