Jumat 23 Jul 2010 02:33 WIB

Arief Rachman Minta Pendidikan PAUD tidak Asal-asalan

Rep: Anissa Mutia/ Red: Endro Yuwanto
PAUD sebaiknya tak asal-asalan/ilustrasi.
PAUD sebaiknya tak asal-asalan/ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Penyelenggaraan pendidikan anak usia dini (PAUD) di Indonesia dari tahun ke tahun terus tumbuh. Namun demikian, banyak PAUD yang munculan tidak sesuai standar.

Pengamat Pendidikan, Prof Arief Rachman, mengatakan, pendidikan anak usia dini sangat dibutuhkan sebagai pendidikan alternatif yang tertuang dalam undang-undang. Penyelenggaraan PAUD penting karena dapat membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani, rohani, dan kecerdasan.

Oleh karena itu, meski bersifat longgar, PAUD tidak boleh asal-asalan. ''Konsep PAUD itu baik, lebih baik lagi jika terencana anggarannya,'' ujar Arief kepada Republika, Kamis (22/7).

Menurut Arief, kurikulum PAUD tidak perlu homogen dari Sabang sampai Merauke. Nilai-nilai budaya sekitar perlu diperkenalkan kepada anak. Dia mencontohkan, anak di daerah pegunungan perlu dikenalkan dengan alam dan budaya pegunungan. ''PAUD jangan sampai homogen, biar saja ada variasi,'' jelasnya.

Dirjen Pendidikan Formal non Informal (PNFI), Hamid Muhammad, menegaskan, masyarakat yang menyelenggarakan PAUD harus menjaga standar layanan minimal pendidikan PAUD.

Hamid mengatakan, meski sudah ada gerakan nasional untuk mengakselerasi partisipasi PAUD, tetapi tetap ada kriteria yang harus tetap dipenuhi dalam mendirikan PAUD. ''Jangan sampai berdiri PAUD asal-asalan yang kelak akan memicu konflik yang tidak diharapkan,'' ujarnya.

Sejauh ini, kata Hamid, masih banyak PAUD yang tidak memiliki fasilitas yang memadai. Begitu juga dengan tenaga pendidikan PAUD yang belum terlatih. Bahkan, kata dia, masih ada tenaga pendidik PAUD di Yogjakarta yang hanya lulusan SD. Padahal minimal pendidik PAUD lulusan SMA.

Namun demikian, anggaran yang disediakan pemerintah untuk PAUD pun masih tergolong sedikit. Hamid mengatakan, anggaran pemerintah hanya cukup membantu sekitar 20 persen dari 127 ribu PAUD yang ada. Padahal, PAUD terus bertumbuh. ''Oleh karena itu, diperlukan kepedulian pemerintah daerah untuk memberikan bantuan anggaran untuk PAUD di tiap daerah. Karena, PAUD sudah diotonomikan,'' tegasnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement