Ahad 05 Sep 2010 17:25 WIB

Malaysia Pun Ingin Belajar UT di Indonesia

UT Pondok Cabe
UT Pondok Cabe

REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG--Universitas Terbuka (UT) Indonesia saat ini menjadi lokasi favorit UT-UT di Asia, termasuk dari Malaysia, untuk melakukan studi banding. UT Indonesia pun bersikap terbuka untuk membagikan 'ilmu'-nya bagi UT-UT di kawasan Asia.

Rektor Universitas Terbuka (UT) Prof Ir Tian Belawati MEd PhD mengatakan, UT kini memang  menjadi perguruan tinggi terbuka jarak jauh (PTTJJ) yang semakin berkualitas dan keberadaannya diakui di mata dunia.

''Selain terus memperluas jangkauan ke luar negeri, terutama di negara-negara penempatan TKI, seperti Hong Kong, Arab Saudi, Malaysia, Singapura, Korsel, Macau dan Taiwan, UT juga memiliki kewajiban untuk menjangkau masyarakat di daerah terluar, terdepan, dan kawasan perbatasan,'' ujar Rektor UT Prof Tian Belawati, PhD, saat memberi sambutan pada acara syukuran hari jadi UT ke-26 di Kampus UT di Pondok Cabe, Tangerang Selatan, Sabtu (4/9)

Menurut Tian, dengan metode pembelajaran yang bersifat inklusif dan terbuka, UT bisa menjadi perguruan tinggi pilihan. ''Apalagi kami tidak melakukan uji seleksi, tidak membatasi usia mahasiswa, bisa belajar di mana saja, kapan saja, dan tidak ada pembatasan masa belajar,'' jelasnya.

Tian menambahkan di usia yang ke-26, UT akan terus melayani kebutuhan pembangunan dengan cara mendidik anak-anak bangsa yang bertugas di garis terdepan pendidikan, yaitu para guru, serta memberikan kesempatan kepada masyarakat di daerah terpencil untuk kuliah.

Lulusan UT, lanjut Tian, semakin berkualitas dan bisa dibanggakan. ''Ini terbukti dengan banyaknya alumni UT yang melanjutkan sekolah untuk program magister dan doktor di berbagai perguruan tinggi di dalam dan luar negeri,'' tegasnya.

Memasuki usia yang ke-26 pada 4 September 2010, banyak indikator yang memperlihatkan UT semakin berkembang, maju, dan para lulusannya diakui kompetensinya. Saat ini, semakin banyak masyarakat yang ingin kuliah di UT, kemudian ijazah S-1 UT setara dengan ijazah S-1 perguruan tinggi negeri dan diakui oleh perguruan tinggi di luar negeri.

Dari aspek manajemen, UT sudah memperoleh 42 sertifikat ISO dalam pengelolaan yang semakin profesional, termasuk sejak 2005 memperoleh akreditasi dan sertifikat pendidikan tinggi berstandar internasional berdasarkan International Council for Open and Distance Education (ICDE). ''Saat ini, UT sudah menjadi perguruan tinggi terbuka jarak jauh yang diakui dunia, bahkan di Asia, UT sudah menjadi leader dan menjadi tempat studi banding terpercaya,'' tegasnya.

Selama ini, kata Tian, banyak perguruan tinggi terbuka di Asia melakukan studi banding di UT. Terakhir, Pemerintah Fiji merencanakan membangun UT seperti Indonesia setelah sebelumnya mereka melakukan studi banding. Tidak hanya itu, sebagai Rektor UT sejak tahun 2008, Tian dipercaya menjadi Presiden Asosiasi UT se-Asia (Asian Association of Open Universitis/AAOU) dan menjadi satu dari lima anggota Executive Committe ICDE.

Menurut Rektor UT ini, dalam 10 tahun ke depan, UT harus menjadi institusi PTTJJ berkualitas dunia dalam menghasilkan produk pendidikan tinggi. Saat ini, jumlah mahasiswa UT mencapai 650 ribu orang yang tersebar di seluruh Indonesia dan luar negeri. ''Mahasiwa UT didominasi para guru, namun saat ini UT akan memulai untuk menjaring calon mahasiswa dari kelompok nonguru, misalnya dari kalangan profesional, swasta, atau para lulusan SLTA,'' tandasnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement