Selasa 20 Jul 2010 18:42 WIB

Pemerintah Kucurkan Beasiswa bagi Fakultas dan Prodi Sepi Peminat

Beasiswa/ilustrasi
Beasiswa/ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Pemerintah memberikan beasiswa bagi mahasiswa yanhg mengambil program studi (prodi) dan fakultas yang sepi peminat. Demikian disampaikan Wakil Menteri Pendidikan Nasional (Wamendiknas) Fasli Jalal di Jakarta, Senin (19/7), usai Nonton Bersama Anak Panti Asuhan .

Beasiswa diberikan melalui program Bidik Misi. Tanggung jawab pembagiannya langsung ke-104 universitas yang ada di naungan Kemendiknas dan Kementerian Agama (Kemenag).

Beberapa prodi yang sepi peminat antara lain Bahasa Daerah dan Ilmu Perbintangan dan Antropologi. Beasiswa diberikan ke prodi nonfavorit ini karena lulusan program studi ini masih dibutuhkan oleh negara. ''Kami akan jemput bola, merayu mereka dengan beasiswa agar mau masuk program studi tersebut,'' jelas Fasli.

Beasiswa yang diberikan oleh Bidik Misi ini ialah untuk biaya hidup sebesar Rp 500 ribu sampai dengan Rp 700 ribu per bulan serta bantuan biaya pendidikan sebesar Rp 800 ribu hingga Rp 2 juta per semester.

Jika biaya pendidikan di suatu perguruan tinggi terpilih ternyata lebih tinggi dari dana yang tersedia, maka perguruan tinggi terpilih tersebut wajib memberikan bantuan biaya pendidikan sepenuhnya kepada penerima beasiswa. Beasiswa diberikan sejak calon mahasiswa dinyatakan diterima di perguruan tinggi selama  delapan semester untuk program Diploma IV dan S1, dan selama enam semester untuk program Diploma III dengan ketentuan penerima beasiswa berstatus mahasiswa aktif.

Fasli mengklarifikasi, adanya prodi yang sepi peminat itu bukan hanya karena jarangnya calon mahasiswa yang mendaftar, akan tetapi bisa saja karena ada sejumlah peminat, namun kuotanya tidak cukup. Alasan lain bisa juga dengan peminat banyak namun yang lulus dari Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) tidak banyak. “Mungkin juga karena ada yang sudah diterima di SNMPTN namun pindah ke universitas yang lebih baik,” jelasnya.

Sementara itu, Dirjen Pendidikan Tinggi (Dikti) Kemendiknas Djoko Santoso menambahkan, universitas harus meningkatkan kualitas agar tidak ada prodi yang sepi peminat. Jika calon mahasiswa melihat kualitas prodi itu bagus, maka mereka tidak akan segan mendaftar dan menempuh pendidikan di prodi nonfavorit tersebut.

Jika bangku kosong karena sepi peminat, jelas Djoko, maka universitas bisa saja mengadakan penerimaan mahasiswa lagi agar kuota terpenuhi. Sistem penerimaannya tanpa ada campur tangan dari Kemendiknas melainkan diserahkan sendiri ke masing-masing kampus.

Ketua Dewan Pertimbangan Forum Rektor Indonesia (FRI) Edy Suwandi Hamid setuju dengan pemberian beasiswa yang diutarakan Fasli yang juga pernah menjabat sebagai Dirjen Dikti itu. Rektor Universitas Islam Indonesia (UII) itu berharap, dengan diberikannya beasiswa dapat menarik mahasiswa untuk mempelajari prodi tersebut.

Edy menjelaskan, prodi yang sepi peminat itu ada di jurusan Biologi atau Pertanian. Sepi peminat ini, kata dia, yang menyebabkan banyaknya bangku kosong di SNMPTN. ''Harus ada evaluasi baik dengan SNMPTN dan program studi yang sepi peminat,'' tegasnya.

Diketahui, bangku kosong di SNMPTN tahun ini mencapai 954 kursi. Eddy yang juga Ketua Badan Kerjasama Perguruan Tinggi Islam Swasta (BK PTIS) ini menilai banyaknya prodi yang belum terisi mahasiswa itu tidak hanya menjadi tangung jawab universitas, namun juga Kemendiknas yang harus bersama dengan rektor untuk meningkatkan kualitas perguruan tinggi semua prodi.

sumber : viruscerdas.com
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement