Jumat 12 Oct 2012 17:06 WIB

Jika Mahasiswa Masih Tawuran, Mendikbud Ancam Tutup Prodi

Mendikbud Muhammad Nuh
Foto: Republika
Mendikbud Muhammad Nuh

REPUBLIKA.CO.ID, MAKASSAR -- Opsi penutupan program studi (prodi) menjadi wacana yang menguat saat ini di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud). Menurut Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Muhammad Nuh, ancaman penutupan prodi itu berlaku jika kegiatan tawuran masih terus terjadi, apalagi yang berujung pada hilangnya nyawa mahasiswa.

"Penutupan program studi (prodi) akan menjadi salah satu opsi jika aksi tawuran kerap terjadi dan pihak kampus tetap membiarkan aksi tawuran itu," tegas Mendikbud didampingi Gubernur Sulsel Syahrul Yasin Limpo dan Kapolda Sulselbar Irjen Pol Mudji Waluyo di Makassar, Jumat (12/10).

Tawuran yang terjadi di kampus Universitas Negeri Makassar (UNM) itu melibatkan dua fakultas yakni Fakultas Teknik dan Fakultas Seni dan Bahasa (FBS). Insiden tawuran yang kerap terjadi antara kedua fakultas itu menjadi perhatian khusus dari Mendikbud, apalagi tim khusus telah dibentuknya untuk melakukan penyelidikan dan mencari fakta kenapa mahasiswa dari kedua fakultas itu sering bertikai.

Bahkan mantan rektor ini mengaku jika kebijakan yang menyediakan beberapa opsi akan segera diberlakukan di semua kampus di Indonesia yang sering terlibat pertikaian.

Opsi yang akan diambilnya yakni melarang pihak kampus untuk menerima mahasiswa baru, meskipun program studinya tetap terbuka. Jika pertikaian masih berlanjut, maka penutupan program studi akan menjadi keputusan akhir walaupun peminat dari fakultas itu cukup besar.

"Sanksinya tidak akan menerima mahasiswa baru meskipun prodinya tetap ada. Biarkan saja prodi tersedia tanpa mahasiswa hingga akhirnya prodi itu ditutup agar menghindari perkelahian maut," katanya.

Sebelumnya, Mendikbud menyatakan prihatin melihat aksi brutal dari sejumlah mahasiswa yang melakukan perkelahian hingga merusak kampus, membakar dan saling bunuh dengan menggunakan senjata tajam.

Dirinya mengaku miris ketika melihat pusat pendidikan menjadi ajang aktualisasi diri pada hal-hal negatif diluar dari konsep pendidikan, apalagi aksi tawuran antarmahasiswa ini juga sudah diikuti oleh kalangan pelajar tingkat sekolah menengah atas (SMA) dan sekolah menengah pertama (SMP).

Dari pertikaian itu, menewaskan dua mahasiswa fakultas teknik yakni Rezki Munandar (23) dan Herianto (23) angkatan 2008. Keduanya tercatat sebagai mahasiswa Fakultas Teknik Otomotif UNM. Kedua korban tewas saat melawan puluhan mahasiswa Fakultas Seni ketika berada di Rumah Sakit Haji tersebut.

"Saya tadi lihat banyak sekali mahasiswa mendatangi mahasiwa lain dan terjadi perkelahian di Rumah Sakit. Kemudian ada beberapa cabut badik lalu menikam mahasiswa lainnya secara membabi buta," kata Syamsuddin juru parkir rumkit tersebut.

Ia menyebutkan, sekitar 20 menit terjadi perkelahian yang tidak sebanding kemudian dua korban jatuh dilantai rumah sakit dan setelah puas mahasiswa di duga Fakultas Seni itu meninggalkan lokasi kejadian secara terburu-buru.

"Hanya sebentar sekali peristiwanya Pak. Banyak mahasiswa gondrong lari setelah melakukan perkelahian dan sempat terjadi kemacetan di jalan," tutur Syamsuddin.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement