REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG – Sebanyak 6.867 mahasiswa baru Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) mendeklarasikan Anti Plagiarisme, Anti Mencontek dan Anti Perpeloncoan. Mereka diwakili oleh perwakilan mahasiswa baru setiap fakultas.
"Perilaku mencontek dan plagiat merupakan bentuk tindakan tidak bermartabat yang harus dicegah dan ditanggulangi. Kami bertekad meniadakan bentuk-bentuk tindakan mencontek dan plagiat di lingkungan perguruan tinggi demi martabat civitas akademika," janji mereka serentak saat Masa Orientasi Kampus dan Kuliah Umum UPI, Selasa (28/8).
Sementara itu, deklarasi Anti Perpeloncoan juga diucap oleh seluruh mahasiswa baru dan panitia.
Menurut Rektor UPI, Sunaryo Kartadinata, masa orientasi di UPI sudah berlangsung bertahun-tahun dan sama sekali tidak ada kegiatan perpeloncoan.
"Kita sama-sama berkomitmen untuk menghindari terjadinya hal ini, salah satunya dengan adanya komisi disiplin," ujar Sunaryo. Komisi disiplin ini, jelasnya, bertugas untuk menjatuhkan sanksi yang sesuai dengan pelanggaran yang telah dilakukan.
"Sanksinya bervariasi, dari mulai teguran hingga skorsing. Mudah-mudahan tak terjadi pelanggaran apa pun. Sejauh ini juga sanksi dilakukan secara edukatif," jelasnya. Menurut Sunaryo, sanksi diberikan kepada mereka yang berkata kasar dan melakukan tindakan fisik.
Sementara itu, masa orientasi ini juga dihadiri oleh Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan. Heryawan mengatakan, para mahasiswa ini nantinya menjadi orang berprestasi yang tidak hanya mensejahterakan dirinya, tetapi juga dapat mensejahterakan orang lain.
"Mahasiswa tugas utamanya mencari ilmu dan menjadi ahli dalam bidang ilmu yang dipelajarinya. Tapi, tidak menutup kemungkinan untuk mempelajari ilmu-ilmu yang lainnya," ungkap Heryawan yang sempat memberikan hadiah berupa sepeda gunung dan PC tablet kepada mahasiswa yang dapat menjawab pertanyaannya.
Ikuti Whatsapp Channel Republika
