Selasa 31 Jul 2012 21:40 WIB

Presiden: Rehabilitasi Gedung Sekolah Rusak Tuntas 2014

Konpers Pasca penetapan APBN-P 2012-sby-abror: Konpers Presiden SBY Pasca Penetapan APBN-P 2012 di Istana Negara Jakarta, Sabtu malam (31/3). Haji Abror rizki/Rumgapres//
Konpers Pasca penetapan APBN-P 2012-sby-abror: Konpers Presiden SBY Pasca Penetapan APBN-P 2012 di Istana Negara Jakarta, Sabtu malam (31/3). Haji Abror rizki/Rumgapres//

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Presiden Susilo Bambang Yudhoyono meminta rehabilitasi 61.697 gedung Sekolah Dasar dan 29.937 gedung Sekolah Menengah Pertama yang rusak berat selesai pada 2014.

Yudhoyono menyampaikan hal itu dalam rapat koordinasi di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Jakarta, Selasa, saat menekankan kembali komitmen pemerintah pusat memperbaiki gedung atau ruang kelas yang rusak berat.

"Dicatat Kemendikbud bahwa ada 61.697 SD yang rusak berat, belum tentu semua bangunannnya, mungkin ruang-ruang kelasnya saja, juga SMP ada 29.937 bangunan," kata Presiden.

Presiden mengaku telah menerima kemajuan dari program rehabilitasi tersebut pada 2012 dan meminta program tersebut tetap berjalan tepat waktu sehingga bisa selesai sesuai target pada 2014.

"Untuk itu perlu koordinasi, sinergi, dan integrasi antara pemerintah pusat dengan pemerintah daerah, baik di tingkat provinsi, kabupaten, maupun kota," katanya.

Instruksi program rehabilitasi gedung sekolah rusak diberikan oleh Presiden Yudhoyono pascakunjungannya ke sejumlah gedung sekolah yang rusak di kawasan Jawa Barat dan Jawa Tengah pada safari Ramadhan 2011.

Dalam rapat koordinasi yang juga dihadiri oleh Wakil Presiden Boediono itu Mendikbud M Nuh melaporkan empat isu pokok yang dihadapi oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Keempat isu itu adalah ketersediaan dan keterjangkauan sekolah dan pendidikan, mutu dan relevansi pendidikan, pelestarian dan pengembangan kebudayaan serta tata kola yang baik.

Terkait dengan pelestarian dan pengembangan kebudayaan, Presiden Yudhoyono menjelaskan bahwa dengan kembalinya kebudayaan ke Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan maka kebudayaan memiliki makna yang lebih luas yaitu upaya untuk membangun generasi muda yang memiliki karakter unggul dan mulia.

"Pengembangan kebudayaan dan peradaban membuat generasi muda Indonesia mencintai negerinya sendiri, mengerti sejarahnya, mengerti warisan para pendahulunya. Inilah yang kita dorong agar masuk ke dalam rumpun pendidikan dan kebudayaan," kata Presiden.

Selama pekan pertama dan ketiga bulan Ramadhan, Presiden Yudhoyono melakukan "safari" ke sejumlah kementerian atau lembaga guna mengetahui permasalahan dan tantangan yang dihadapi oleh kementerian terkait.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement