Rabu 13 Jun 2012 19:00 WIB

Jatah Beasiswa Bidik Misi ITS dan Unair Naik

Beasiswa Bidik Misi
Beasiswa Bidik Misi

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA - Jatah mahasiswa baru penerima beasiswa 'Bidik Misi' untuk ITS pada tahun ini naik dari 800 menjadi seribu orang, sedangkan Unair dari 750 menjadi 850 orang. "Tahun ini, jatah Bidik Misi di ITS memang meningkat, tapi mencari mahasiswa yang miskin dan berprestasi itu tidak mudah," kata Rektor ITS Prof Dr Ir Tri Yogi Yuwono DEA di Surabaya, Rabu (13/6).

Untuk menjamin ketepatan sasaran program Bidik Misi, kata Guru Besar Teknik Mesin itu, ITS telah membentuk tim yang terdiri dari dekan, ketua jurusan, dosen, dan mahasiswa untuk melakukan verifikasi dan visitasi.

"Yang jelas, jumlah mahasiswa baru program Bidik Misi yang naik itu memberi kesempatan besar untuk dapat melanjutkan studi secara gratis di ITS. Jangan khawatir akan biaya hidup dan akomodasi, karena pemerintah sudah menyediakan," katanya.

Tahun ini, ITS secara total akan menerima sedikitnya 3.200 mahasiswa baru. Jumlah tersebut terdiri dari berbagai jalur penerimaan, salah satunya melalui program Bidik Misi.

Dari jumlah itu, ITS menyediakan sekitar 1.500 kursi untuk jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) Ujian Tulis, 700 kursi untuk SNMPTN Undangan, dan 950 kursi untuk Program Kemitraan dan Mandiri (PKM).

Secara terpisah, Direktur Kemahasiswaan Unair Prof Imam Mustofa menegaskan bahwa Bidik Misi sebenarnya berawal dari ide Unair yang memberlakukan beasiswa total bagi mahasiswa miskin sejak tahun 2009.

"Tahun 2009 itu, kami membebaskan biaya studi bagi 35 mahasiswa miskin dan berprestasi, tapi sejak tahun 2010 dijadikan program nasional oleh pemerintah dan Unair pada tahun itu diberi jatah 500 mahasiswa miskin," katanya.

Jatah itu meningkat dari tahun ke tahun, karena Unair menerima jatah tahun 2011 sebanyak 750 mahasiswa miskin dan tahun 2012 meningkat menjadi 850 mahasiswa miskin.

"Mahasiswa Bidik Misi itu tidak membayar sama sekali sejak mendaftar hingga kuliah, bahkan pemerintah juga menjatah biaya hidup Rp 650 ribu per bulan," katanya.

    

Untuk mendaftar, katanya, calon mahasiswa miskin bisa mendaftar lewat jalur undangan (SNMPTN undangan) dan bila tidak diterima juga bisa mendaftar lewat jalur ujian tulis (SNMPTN tulis).

Sementara itu, Rektor Unesa Prof Muchlas Samani menyatakan pihaknya untuk tahun ini terpaksa mencoret enam calon mahasiswa penerima Bidik Misi, karena dia menyodorkan data-data yang tidak benar, apalagi masyarakat juga bisa memberikan masukan terkait data itu ke www.unesa.ac.id.

"Kami sudah melakukan verifikasi data, ternyata data keenam calon mahasiswa tersebut tak sesuai dengan yang ditulis dalam lampiran data yang sudah disetorkan ke panitia. Mereka anak keluarga dengan ekonomi di atas rata rata," katanya.

Ia menambahkan syarat untuk penerima Bidik Misi ada dua, yakni miskin dan berprestasi. Persyaratan miskin adalah orang tua berpenghasilan di bawah Rp2 juta per bulan dan berprestasi adalah masuk peringkat tiga besar selama SMA/MA/SMK.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement