REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG - Universitas Negeri Semarang menjamin Mutiarani (17) peringkat pertama Ujian Nasional (UN) se-Indonesia jenjang sekolah menengah kejuruan (SMK) tetap mendapatkan beasiswa Bidik Misi. "Mutiarani memang berasal dari keluarga tidak mampu dan meraih peringkat pertama UN SMK secara nasional. Layak mendapat Bidik Misi," kata Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) Hubungan Masyarakat Unnes Sucipto HP di Semarang, Kamis.
Ia menjelaskan, lulusan SMK Negeri 2 Semarang yang menempati peringkat pertama UN SMK secara nasional dengan nilai 29,6 itu memang tidak lolos Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) jalur undangan.
Menurut dia, SNMPTN undangan mendasarkan penilaian kepada nilai rapor, bukan nilai UN, sementara nilai rapor yang diperoleh Mutiarani selama bersekolah setelah diverifikasi ternyata tidak lolos seleksi.
"Tidak lolosnya pada SNMPTN undangan, bukan pada Bidik Misi. Kami membagi kuota Bidik Misi dengan total untuk 1.500 penerima melalui tiga jalur, yakni SNMPTN undangan, SNMPTN tulis, dan jalur mandiri," katanya.
Oleh karena itu, kata dia, sebenarnya masih ada kesempatan Mutiarani mendapat Bidik Misi melalui SNMPTN tulis dan jalur mandiri, namun sayangnya yang bersangkutan tidak mendaftarkan diri untuk mengikuti SNMPTN tulis.
"Meski demikian, tidak perlu khawatir karena masih ada jalur mandiri yang kami namakan Seleksi Penerimaan Mahasiswa Unnes (SPMU). Kami menyediakan kuota Bidik Misi melalui SPMU untuk 300 penerima," katanya.
Berkaitan dengan itu, ia mengatakan, Mutiarani bersama pihak sekolah pada Kamis sudah datang ke Unnes untuk menyampaikan keinginannya masuk Unnes, namun terkendala kondisi perekonomian keluarganya.
"Kami sampaikan jaminan bahwa Mutiarani bisa mendapatkan Bidik Misi melalui jalur SPMU. Setiap pendaftar Bidik Misi sudah kami verifikasi langsung ke lapangan, dan Mutiarani memenuhi syarat Bidik Misi," katanya.
Ikuti Whatsapp Channel Republika
