REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR - Kendala yang dialami Nurisa Nurfadila tidak menghalanginya untuk menempuh ujian nasional (UN). Siswi Sekolah Dasar (SD) Sukadamai 3 Kota Bogor ini, terpaksa mengikuti UN di rumah pijat tradisional akibat patah kaki yang dialaminya, Senin (7/5).

Siswi SD Negeri Sukadamai 3 Budi Agung tersebut mengalami patah tulang kering kaki sebelah kanan akibat terpeleset di rumahnya di Jalan Ahmad Yunus Nomor 51B, Kelurahan Sukaresmi, Kecamatan Tanah Sareal, Kota Bogor, Jawa Barat, sehari sebelum ujian dimulai.

"Kemarin terpeleset di rumah, jadi kaki kanannya patah. Patahnya cukup parah hampir 80 persen jadi harus jalani pengobatan disini," ujar Wahyuningsih ibunda Nurisa.

Menurut Wahyuningsi, anaknya tidak mau mengikuti ujian susulan karena khawatir tidak lulus. Selain itu, kata dia, anaknya mengaku sanggup untuk mengikuti ujian nasional meski dengan kondisi sedang sakit. "Anak saya tidak mau ikut ujian susulan. Dia bilang sanggup untuk ikut UN sekarang," katanya.

Karena keinginan Nurisa untuk ikut ujian cukup besar, hingga akhirnya pihak sekolah memfasilitasi siswi tersebut untuk ujian di kamar perawatan patah tulang yang terletak di Sukaresmi arah Cilebut.

"Sebetulnya kami sudah menyarankan agar anak kami ini mengikuti ujian susulan saja nanti. Karena dalam aturannya bagi siswa yang sakit boleh izin dan ikut ujian susulan. Tapi, anaknya tetap bersikeras untuk tetap ikut ujian hari ini. Ya, kamipun mengizinkan asal orang tuanya membuat surat pernyataan," papar Pipip Rosida Eka Kepala Sekolah SD Negeri 3 Sukadamai.

Pipip mengatakan pelaksaan ujian untuk Nurisa sama dengan siswa lainnya yang melibatkan pengawas ruangan dua orang guru. Guru pengawas dan guru sekolah datang pagi hari membawakan naskah soal, siswa menjawab ujian sambil duduk di meja yang disediakan pihak perawatan patah tulang. Rencananya besok Nurisa masih akan mengikuti UN di ruang perawatan patah tulang Cimande di Cilebut.

Ikuti Whatsapp Channel Republika