Jumat 04 May 2012 16:40 WIB

RSBI Diminta Buka Kesempatan Bagi Siswa tak Mampu

Rep: Rosmha Widiyani/ Red: Djibril Muhammad
Suasana sekolah RSBI/ilustrasi
Suasana sekolah RSBI/ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, BEKASI TIMUR - Pendaftaran siswa masuk Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI) resmi dibuka. Kesempatan mulai berlaku (1/5) hingga (5/5). Pendaftaran dilakukan dengan sistem manual. "RSBI sudah selayaknya memberi kesempatan bagi siswa yang berkemampuan, tapi dari kalangan ekonomi lemah," ujar anggota DPRD Kota Bekasi, Abdul Muin Hafidz pada Jumat (4/5).

Hal ini dimungkinkan karena tiap sekolah menerima dana dari Pusat dan daerah. Ini belum termasuk subsidi dan uang yang dibayarkan orang tua murid. Muin mengatakan, asal syarat nilai dipenuhi sudah sewajarnya pintu kesempatan itu dibuka.

Kota bekasi memiliki lima RSBI, yaitu SMAN 1, SMAN 5, SMPN 1, SMPN 5 dan SMKN 1. Bagi siswa baru, nilai minimalnya 7,5 untuk semua mata pelajaran. Nilai ini harus bertahan dari semester satu sampai lima.

Pendaftaran RSBI bisa melalui jalur online dan reguler. Jalur online mulai dibuka pada Juni. Dinas pendidikan Kota Bekasi memberikan kuota 297 siswa, dengan 33 rombongan belajar.

Para pendaftar akan dites terlebih dulu kemampuan akademiknya. Setelah lolos, mereka bisa mengikuti kegiatan belajar di RSBI yang menggunakan pengantar bahasa Inggris.

Dalam kesempatan berbeda Walikota Bekasi Definif, Rahmat Effendi mengatakan subsidi diberikan pada sekolah negeri. Besarnya subsidi adalah Rp 50 ribu tiap sekolah. "Intinya kami membuka kesempatan bagi siswa tidak mampu, untuk belajar di sekolah negeri. Ini juga untuk mendukung program Wajar 12 tahun, yang dicanangkan sejak 2008," katanya.

DPRD Kota Bekasi meminta agar Dinas Pendidikan setempat bisa transparan dalam melakukan penerimaan siswa baru, di Sekolah Rintisan Bertaraf Internasional (RSBI) yang telah membuka pendaftaran.

Anggota Komisi D yang membidangi masalah Pendidikan Abd Muin Hafidz berharap/ keterbukaan dalam penerimaan siswa baru RSBI sangat perlu, agar hal itu tidak lagi dimanfaatkan elit pejabat baik di eksekutif ataupun legislatif, untuk memasukkan anaknya ke sekolah favorit.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement