Selasa 17 Apr 2012 14:47 WIB

Gubernur Jabar Intruksikan Disdik Teliti LKS 'Komunis'

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Karta Raharja Ucu
Gubernur Jawa Barat, Ahmad Heryawan
Foto: REPUBLIKA/ YOGI ARDHI
Gubernur Jawa Barat, Ahmad Heryawan

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Gubernur Jawa Barat, Ahmad Heryawan angkat bicara soal beredarnya lembar kerja siswa (LKS) di Sukabumi yang menyatakan ideologi Indonesia berpaham komunis. Agar tidak terulang, Heryawan mengintruksikan Dinas Pendidikan (Disdik) Jabar melakukan penyaringan dalam pembuatan LKS.

"Apa pun yang dibuat harus ada standar kualitas. Saya minta Disdik Jabar meneliti LKS tersebut, termasuk peredarannya," ujar Heryawan, Senin (16/4) kemarin.

Penerapan standar mutu tersebut, kata Heryawan diinstruksikan kepada Disdik agar bisa diteruskan kepada Disdik kabupaten/kota. Selanjutnya, Disdik Kabupaten/kota melanjutkan kepada kepala sekolah masing-masing sekolah, agar melakukan kendali mutu.

Apalagi, LKS itu sifatnya tidak wajib. Yakni, hanya sebagai lembar kerja untuk memudahkan belajar mengajar. Jadi, bukan sebagai buku pegangan. "LKS kan tidak harus ada," tegas penerima penghargaan Tokoh Perubahan Republika 2012 ini.

Khusus soal penerbit yang mencetak LKS itu, Heryawan mengatakan, tidak bisa menginstruksikan jajarannya untuk menindak penerbit. Karena, penerbit bebas melakukan penerbitan. "Zaman sekarang kan penerbit-penerbit tidak bisa dikendalikan," imbuh gubernur asal Partai Keadilan Sejahtera (PKS) itu.

Menurut gubernur 45 tahun itu, satu-satunya cara untuk melindungi siswa, Disdik dan guru harus melakukan seleksi mutu dengan ketat. Disdik dan guru harus memilah, mana yang layak buat siswa dan mana yang tidak. "Jika isinya membingungkan jangan diambil. Jangan mentang-mentang LKS-nya murah," tegas Heryawan.

Sebelumnya dunia pendidikan di Kabupaten Sukabumi dihebohkan dengan temuan buku yang terkesan menyebarkan paham komunis. Buku LKS mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) ini ditujukan untuk siswa SMA kelas X Semester 2.

Dalam LKS tersebut disebutkan satu pertanyaan, 'Indonesia mengembangkan sendiri ideologi yang dinilai tepat dengan kondisi bangsa Indonesia yang dinamakan?' Ironisnya, dalam buku pegangan guru jawabannya adalah komunis bukan pancasila.

Beredarnya LKS ini tentu menyedihkan, mengingat belum lama ini tersebar LKS berisi kisah 'Bang Maman dari Kali Pasir' dalam buku Pendidikan Lingkungan Budaya Jakarta (PLBJ) yang berisi tentang istri simpanan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement