Jumat 13 Apr 2012 17:37 WIB

35 Sekolah tak Selenggarakan Ujian Nasional, Kok Bisa?

Ujian Nasional (Ilustrasi)
Foto: Antara
Ujian Nasional (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID,  MUKOMUKO -- Sebanyak 35 sekolah tingkat SD, SMP, dan SMA di Kabupaten Mukomuko, Provinsi Bengkulu, pada 2012 tidak menyelenggarakan ujian nasional karena mayoritas sekolah itu belum terakreditasi.

"Puluhan sekolah menginduk ujian nasional (UN) karena sekolahnya belum terakreditasi dan beberapa sekolah siswanya masih sedikit," kata Ketua Panitia UN Dinas Pendidikan Kabupaten Mukomuko Dasman, di Mukomuko, Jumat.

Ia menyebutkan, Sebanyak 168 sekolah terdiri atas 14 SMA, 27 SMP, dan 127 SD yang menyelenggarakan UN di daerah tersebut, sedangkan yang menginduk sebanyak 35 sekolah terdiri atas 6 SD, 23 SMP, dan 6 SMA.

Sedangkan jumlah daftar nominasi tetap (DNT) siswa SMA/MA.SMK yang mengkuti UN di daerah itu sebanyak 1.620 orang terdiri atas SMP/MTS 2.461 orang, SD/MI 3.538 orang.

Sebanyak 465 orang siswa di sekolah itu, kata dia, harus menginduk UN ke sekolah lain karena sesuai aturan dari Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) dalam suratnya bagi SD nomor 12/2011, SMP 11/2011, dan SMA 10/2011.

"Dalam surat itu diatur sekolah yang boleh menyelenggarakan UN sesuai dengan jumlah siswa dan terakreditasi," ujarnya lagi. Sementara itu, ia menginformasikan, soal UNI akan tiba di daerah itu pada Sabtu (14/4).

Tahapan dalam pendistribusian soal UN untuk daerah yang berjarak 270 kilometer sebelah utara Kota Bengkulu itu, menurut dia, sama seperti pada Tahun 2011 hanya saja personel polisi yang mengawal proses penjemputan lebih banyak sesuai dengan instruksi dari kepolisian daerah.

"Sebenarnya tidak perlu lah pengawalan seketat itu, karena itu sudah ada instruksi dari kepolisian jadi silahkan saja," ujarnya. Ia menambahkan, soal UN setelah tiba langsung disimpan dan dititipkan di kantor kepolisian daerah tersebut. Pengambilan dilakukan setiap hari sesuai dengan mata pelajaran yang diujiankan.

"Setiap hari panitia UN setiap sekolah penyelanggara hanya boleh mengambil soal yang diUN-kan, begitu seterusnya hingga UN selesai," ujarnya. Sedangkan pengawasan, kata dia, sama seperti UN tahun sebelumnya mengunakan sistem silang mata mata pelajaran dan silang sekolah sehingga kecil peluang guru di sekolah tertentu melakukan kecurangan.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement