REPUBLIKA.CO.ID, MEDAN - Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Nasional (Kemendikbud) diharapkan memberikan keistimewaan terhadap guru-guru yang sudah lanjut usia untuk dapat lulus program sertifikasi guru.
Ketua Gabungan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Indonesia (GP-Tendik) Sumatera Utara FJ Pinem di Medan, Selasa (21/2), mengatakan harapan tersebut disampaikan mengingat guru-guru yang lanjut usia tersebut banyak yang tidak lulus sertifikasi.
"Padahal mereka telah cukup lama mengabdikan dirinya untuk mencerdaskan anak-anak bangsa, namun karena usia tentunya banyak dari mereka yang sudah memiliki berbagai keterbatasan. Seharusnya mereka diberi keistimewaan agar bisa lulus sertifikasi," katanya.
Ia mengatakan, perjuangan PG-Tendik untuk kembali mengikutsertakan guru-guru yang gagal sertifikasi di tahun 2011 berhasil, dimana sebanyak 1.364 guru diperbolehkan mengikuti sertifikasi 2012.
"Hanya permintaan kita agar diberikan perlakuan khusus kepada guru-guru yang diatas 50 tahun, bahkan ada yang tiga empat tahun lagi pensiun," katanya.
Bahkan, jelasnya, Kemendikbud lebih memperketat pelaksanaannya dengan uji kompetensi awal. Hal ini dianggap akan mempersulit para guru tersebut.
"Sebagian guru-guru yang tidak lulus ini guru SD dan rata-rata mereka gagal di penguasaan informasi teknologi dan data. Kalau dibilang kisi-kisi uji kompetensi bisa dibuka diinternet itu sama saja, karena jangankan internet, SMS saja mereka tidak tahu caranya," katanya.
Untuk itu, pihaknya meminta pemerintah mempertimbangkan kembali Permendik Nomor 11 Tahun 2011 sertifikasi guru dalam jabatan melalui uji kompetensi awal.Serta memberlakukan kembali Permendiknas Nomor 18 tahun 2007 tentang sertifikasi guru dalam jabatan dengan mekanisme porto folio.
"Kalau mau dilakukan sertifikasi pakai uji kompetensi ini sebaiknya untuk guru-guru muda saja. Untuk guru yang lanjut usia seharusnya ada pertimbangan khusus," katanya.
Ikuti Whatsapp Channel Republika
