Senin 06 Feb 2012 20:21 WIB

Ruang Kelas SD Citeras di Garut Ambruk

REPUBLIKA.CO.ID, GARUT - Dua ruang kelas SD Negeri Citeras 1, Desa Citeras, Kecamatan Malangbong, Kabupaten Garut, ambruk ketika terjadi hujan deras disertai petir dan angin kencang, Ahad (5/2) sekitar pukul 21.00 WIB.

Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut, namun siswa tidak dapat melaksanakan kegiatan belajar mengajar di kelas ambruk itu, Senin (6/2). "Kejadiannya malam, seluruh atap bangunan dan sebagian dinding ambruk," kata Kepala SDN Citeras 1 Rusmini.

Kelas yang ambruk tersebut merupakan kelas 4 dengan jumlah siswa sebanyak 38 siswa, dan kelas 5 yang ditempat 49 siswa, yang terpaksa harus harus mengikuti kegiatan belajar mengajar di tenda dan rumah warga setempat. Dikatakan Rasmini, penyebab ambruknya dua kelas tersebut karena faktor usia yang sudah tua dengan pondasi material bangunan sudah rapuh.

Akibatnya ketika hujan deras disertai angin kencang, kata Rusmini, seluruh atap dan sebagian dinding tembok bangunan kelas roboh seketika. Peristiwa tersebut menyebabkan sarana belajar seperti bangku dan kursi serta fasilitas belajar lainnya, kata Rusmini, mengalami kerusakan akibat tertimpa genting, kayu dan tembok.

"Sebenarnya bangunan itu sudah tua yang dibangun tahun 1955-an, belum pernah perbaikan secara total, sehingga ketika terjadi hujan dan angin memudahkan bangunan kelas roboh," kata Rusmini.

Ia berharap kepada pemerintah agar segera memberikan bantuan perbaikan dua kelas yang ambruk agar para siswa dapat kembali belajar di ruangan yang nyaman dan aman. Menurut dia kondisi bangunan kelas di SDN Citeras memang sudah memprihatinkan, bahkan tiga ruang kelas terancam ambruk, karena faktor usia sudah tua serta pondasi bangunan sudah sebagian besar rapuh.

"Ada tiga ruang kelas yang juga sama terancam ambruk, saya sendiri takut ini akan terjadi lagi, makanya saya berharap ada bantuan perbaikan kelas dari pemerintah," katanya.

Salah seorang siswa kelas 5, Riva, mengaku sedih melihat bangunan kelas tempat belajarnya ambruk, menyisakan pecahan genting dan patahan kayu serta tembok hancur. "Ya sedih melihat kelas rusak seperti ini, sekarang belajarnya di tenda, tidak di kelas lagi," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement