Selasa 31 Jan 2012 22:33 WIB

Ada yang Bisa Bantu? Anak Tanpa Tangan Ini Ingin Sekali Bersekolah

ilustrasi
ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID,  CIANJUR - Keterbatasan bukanlah penghalang. Keterbatasan justru dapat menjadi motivasi untuk bangkit dan maju, meskipun kesulitan yang menghadang dirasakan sangat berat. 

Inilah yang dihadapi Jaenudin (8), seorang anak asal Kampung Tabrik, Desa Sindangraja, Kecamatan Sukaluyu, Cianjur Jawa Barat. Jaenudin ingin seperti anak-anak sebayanya yang lain, dapat menikmati bangku sekolah, mengenyam ilmu pengetahuan di lembaga formal. 

Tapi apalah daya. Bukan hanya karena masalah himpitan ekonomi yang dialami kedua orang tua Jaenudin. Tapi juga soal fisik. Sejak lahir, Jaenudin tidak memiliki tangan. 

Keinginan kuat Jaenudin terlihat dari raut wajah dan kegigihannya untuk belajar. Meski tidak memiliki kedua tangan, JAenudin mampu menulis dengan kaki kanannya, memainkan jari-jemari kakinya mengayunkan pensil di atas kertas. Inilah yang setiap hari Jaenudin lakukan. Ketika pagi anak-anak lain riang pergi ke sekolah untuk belajar, Jaenudin 'asik' dengan usahanya menulis menggunakan kaki. Tentu harapan dia, ingin seperti anak-anak lain yang dilihatnya setiap pagi, bersekolah. 

Kedua orang tuanya, Dudun (34) dan Nurhayati (28) mengaku sedih tidak dapat menyekolahkan Jaenudin karena melihat fisiknya yang tidak sempurna. Apalagi, Jaenudin sering menjadi bahan olok-olokan teman-teman sebayanya. 

"Kami dari keluarga tidak mampu. Untuk makan sehari-hari saja, sudah sulit, apalagi untuk membiayai sekolah Jaenudin dan dua orang kakaknya yang lain. Sampai saat ini, ketiga anak kami terpaksa tidak sekolah," kata Nurhayati mengisahkan.

Namun selama ini, dia berharap anak-anaknya dapat pendidikkan layaknya anak seusianya. Meskipun dia mengaku, prihatin dengan kondisi Jaenudin yang sering diolok-olok.

"Meskipun sering diolok-olok, dia selalu minta untuk disekolahkan. Bahkan dia selalu minta dibelikan buku dan pensil, untuk belajar menulis. Batin saya menangis dan selalu berusaha untuk mencari biaya, agar Jaenudin bisa bersekolah," ucapnya lirih.

Sementara itu, Jaenudin, terlihat mahir, menyelipkan pensil disela-sela jari kakinya ketika diminta untuk menulis beberapa kata-kata diatas buku lusuh yang dibelikan orang tuanya.

Sambil menulis, ungkap dia, berharap dapat memakai seragam dan pergi sekolah bersama teman-teman sebanyanya."Saya sudah bisa menulis, kalau nanti sekolah biar tidak tinggal kelas. Ingin cepat-cepat masuk sekolah seperti teman-teman lainnya," katanya dengan nada polos.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement