Senin 09 Jan 2012 20:20 WIB

Dana BOS Triwulan I Sudah Cair 34,76 Persen

Rep: Fernan Rahadi/ Red: Djibril Muhammad
Menteri Pendidikan M Nuh.
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Menteri Pendidikan M Nuh.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) mengumumkan sebesar 34,76 persen dana BOS Triwulan 1 telah dicairkan ke sekolah-sekolah di lima provinsi di Indonesia. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Mohammad Nuh, menyatakan Kelima provinsi tersebut adalah Daerah Istimewa Yogyakarta, Jambi, Sumatera Barat, Jawa Barat, dan Jawa Tengah.

"Total dana BOS yang telah disalurkan di lima provinsi tersebut sebesar Rp 1,95 triliun," kata Nuh dalam konferensi persnya di Gedung Kemendikbud, Senin (9/1).

Pencapaian tersebut menyamai pencapaian penyaluran BOS Triwulan 1 tahun 2011 lalu pada bulan ketiga minggu kedua. Pencapaian tersebut juga menyamai pencapaian penyaluran BOS Triwulan 1 tahun 2010 pada bulan kedua minggu pertama.

"Kami menargetkan tanggal 16 Januari nanti penyaluran BOS Triwulan 1 sudah selesai. Jika hal itu terwujud maka akan menyamai pencapaian penyaluran BOS Triwulan 1 baik 2010 dan 2011 pada bulan Maret," kata Nuh.

Sementara itu, sebanyak 480 kabupaten/kota (95 persen) di Indonesia telah melakukan penandatanganan nota perjanjian hibah (NPH) untuk penyaluran BOS tahun ini. Sedangkan 17 kabupaten/kota (5 persen) belum melakukan.

Di tingkat provinsi sebanyak 38 provinsi (85 persen) telah melakukan penandatanganan NPH. Sedangkan lima provinsi (15 persen) belum melakukan NPH.

Penandatanganan NPH merupakan syarat dicairkannya BOS ke daerah yang bersangkutan. "Jika NPH belum ditandatangani maka BOS tidak bisa turun. Tetapi saya optimistis hari ini (Senin 9/1) semua daerah sudah bisa menandatangani NPH," tutur Nuh.

Pada acara sosialisasi Desember 2011 lalu, Kemendikbud berjanji penyaluran BOS tahun ini akan lebih baik dibandingkan penyaluran BOS 2011 yang sering terlambat. Tahun ini terdapat kenaikan anggaran BOS sebesar 40 persen dari Rp 16,3 triliun (tahun 2011) menjadi Rp 23,5 triliun.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement