Jumat 09 Dec 2011 14:39 WIB

Dana BOS Belum Cair, Kepsek SD 'Ngutang' ke Koperasi

Rep: edy setiyoko/ Red: Djibril Muhammad
Ilustrasi: Dana Bos
Ilustrasi: Dana Bos

REPUBLIKA.CO.ID, SUKOHARJO - Belum cairnya dana BOS (Bantuan Operasional Sekolah) reguler dari pusat tahap IV membuat kelabakan kepala sekolah Sekolah Dasar (SD) di wilayah Kecamatan Nguter, Kabupaten Sukoharjo. Mereka terpaksa mencari pinjaman alias ngutang ke koperasi.

Kepala SDN Baran 1 Nguter, Widyastuti, mengemukakan, terpaksa mencari pinjaman uang untuk memenuhi kebutuhan operasional sekolah. Pihaknya berupaya mendapat dana dari manapun, asalkan kegiatan belajar mengajar (KBM) tidak terganggu.

Dikatakan, pencairan dana BOS dari pusat mekanismenya dilakukan setiap triwulan sekali. Jumlah nominal berbeda-beda. Ini tergantung jumlah siswa di sekolah masing-masing. Misalkan, SD Baran 1 setiap triwulan menerima BOS Rp 9,5 juta dengan jumlah 98 siswa. Semua sudah diterima hingga tahap ketiga. Sedang BOS dari Pemerintah Provinsi Jateng sebesar Rp 2,8 juta. Dan, sudah terbayar semua.

"Untuk BOS tahap ke empat, atau tahap terakhir belum cair sampai saat ini. Padahal, kami sangat membutuhkan dana itu untuk menunjang kegiatan KBM," kata Widyastuti. Sebagian dana BOS dialokasikan untuk honor guru tidak tetap (GTT) dan pegawai tidak tetap (PTT).

Widyastuti, kepala SDN di Nguter lain juga mengalami kebingungan. Masalahnya, kata dia, dana BOS yang dibutuhkan tersebut belum cair sama sekali. Ia terpaksa mencari pinjaman. Ini dilakukan, karena sering mengeluarkan uag pribadi untuk mengirim siswa mengikuti kegiatan luar sekolah.

Lebih memprihatinkan lagi yang dialami SDN Nguter 2. Selain dana BOS Pusat tahap akhir belum cair, dana BOS dari APBD tahap IV, V, dan VI, dengan total Rp 4,9 juta atau Rp1,6 juta perbulan mengalami nasib sama. "Persoalan sudah dilapokan ke dinas (Dinas Pendidikan). Namun, hingga kini belum ada jawaban," kata Suyarsih, Kepala SDN Nguter 2.

Menurut Suyarsih, BOS APBD sekolah setiap dua bulan mendapat jatah Rp 2 juta. Namun, pencairan mandeg hingga tahap IV. Kondis ini membuat bingung sekolah. Pihaknya, terpaksa mencari pinjaman agar tidak menghambat kegiatan KBM maupun bayar honor GTT maupun PTT.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement