Jumat 18 Nov 2011 18:25 WIB

Unpad Menangkan Turnamen Debat Uni Eropa

Rep: Fernan Rahadi/ Red: Djibril Muhammad
Kampus Unpad, Bandung
Kampus Unpad, Bandung

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Universitas Padjajaran (UNPAD) Bandung berhasil menggondol juara pertama pada turnamen debat European Union (EU) Intervarsity Debate Championship (EUIDC 2011/ Lomba Debat Antar Uni Eropa). Di partai final yang berlangsung Jumat (18/11), tiga mahasiswa UNPAD berhasil mengalahkan tim dari Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta.

Ketiga mahasiswa UNPAD kemarin adalah Mayang Puspita Bastian (HI 2008), Novryan Pahlawan Sumharto (Hukum Internasional 2007), dan Prahara Septiawedi (Hukum Internasional 2008). Ketiganya berhak atas kesempatan Internship (magang) di Kantor EU, Jakarta, serta hadiah berupa trofi, sertifikat, dan 3 unit Apple Macbook Air.

"Kami sangat bersyukur atas kemenangan ini. Prestasi ini sangat membanggakan," ujar Novryan, yang ditemui usai memperoleh penghargaan tersebut.

Ketiganya yang di semifinal mengalahkan tim dari UI mendapatkan perlawanan yang ketat dari tim UGM pada babak final. Namun berkat ketenangan karena sering mengikuti kompetisi serupa sebelumnya, ketiganya berhasil memikat para juri.

"Kami bertiga memang sudah terbiasa mengikuti kompetisi-kompetisi seperti ini. Jadi kami terbiasa menghadapi argumen-argumen tim lawan," kata Mayang yang melontarkan pujian kepada tiga lawannya di final dari UGM.

Ketiganya mengaku tidak melakukan persiapan secara khusus menghadapi turnamen tersebut. Ketiganya memang terbiasa bekerja sama di kelompok bahasa Inggris di UNPAD, English Speaking Union. "Menghadapi turnamen ini kami nothing to lose," ujar Prahara.

Para pakar yang menjadi dewan juri dalam kompetisi ini adalah, Budiman Sujatmiko, Henny Saptatia, Budiarto Shambazy, dan Maxi Gunawan.

Kompetisi yang digelar Delegasi Uni Eropa (UE) untuk Indonesia, Brunei Darussalam dan ASEAN tersebut adalah yang kali kedua digelar. Kompetisi yang digelar dalam rangka memperingati Hari Toleransi Sedunia tiap 16 November, tersebut tahun lalu mempertemukan Universitas Parahyangan, Bandung di partai final.

Sebelumnya, pada babak penyisihan, kompetisi ini diikuti oleh 20 tim dari 14 universitas dengan mengusung serangkaian topik seperti toleransi, hak asasi manusia (HAM), politik, perdagangan, dan lingkungan. Ke-20 tim tersebut merupakan hasil saringan dari 89 tim dari berbagai universitas di Indonesia yang mengumpulkan esai ke EU.

Duta Besar/Kepala Delegasi Uni Eropa untuk Indonesia, Brunei Darussalam dan ASEAN, Julian Wilson mengaku yakin kompetisi semacam ini mampu memberikan pengalaman khusus dan positif bagi para peserta. Ia juga menyambut baik karena EU tidak hanya sebatas dengan pemerintah, kelompok pengusaha dan masyarakat madani, namun juga dengan para mahasiswa, serta dapat mengikutsertakan mereka secara aktif dan dalam suatu kegiatan yang bermanfaat.

"Saya menyambut baik, kegiatan semacam ini dapat diselenggarakan dengan tujuan memberi inspirasi dan melibatkan mahasiswa," kata Julian.

Sementara itu, salah satu peserta dari tim UGM, Erwina Salsabila (19) mengaku kecewa atas kekalahan di final dari UNPAD. Namun mahasiswi HI angkatan 2010 itu bersyukur karena tidak menyangka timnya mampu menyisihkan tim lain dan menembus babak final.

Baginya, yang terpenting dalam kegiatan seperti ini adalah mencari pengalaman, sekaligus memperdalam wawasan mengenai EU. "Kami tidak me nyangka bisa tembus babak final, sepat nervous, tapi juga excited," kata Salsa.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement