Jumat 07 Oct 2011 09:19 WIB

Dosen Ubaya Raih 'Endeavour Awards' dari Australia

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA - Dosen Jurusan Teknik Industri (TI) Fakultas Teknik (FT) Universitas Surabaya (Ubaya), Gunawan PhD, meraih "Endeavour Awards 2011" dari pemerintah Australia.

"Saya mendapat penghargaan pada kategori 'Post Doctoral Research Fellowship', setelah dia bersama tim Ubaya merancang 'e-business' bagi klaster industri alas kaki di Jawa Timur," katanya di kampus setempat, Jumat (7/10).

Ketika ditemui sepulang dari Australia, ia menjelaskan dirinya berada di Negeri Kangguru selama enam bulan, untuk meneliti dinamika klaster industri di negara bagian Victoria yang beribu kota di Melbourne.

"Di sana, saya meneliti bagaimana klaster industri menggunakan teknologi informasi dan komunikasi untuk mendukung aktivitasnya," paparnya.

Oleh karena itu, ia mewawancarai para pejabat pemerintah yang mensponsori program pengembangan klaster dan sejumlah manajer klaster industri di sektor 'information technology, e-learning, green IT, food co-products, poultry, engineering service, dan manufacturing'.

"Hasilnya, ada beberapa pelajaran menarik yang mungkin bisa diterapkan bagi pengembangan klaster industri di Indonesia," ujarnya.

Pertama, pemerintah Australia memang serius mengembangkan ekonomi regional melalui pendekatan klaster industri, baik untuk industri tradisional maupun industri yang berbasis teknologi informasi.

Kedua, ada cara-cara inovatif untuk mengarahkan acara-acara 'networking' agar tak berhenti sampai di acara, tetapi mengarah kepada kerja sama bisnis yang menguntungkan. Ketiga, ada gagasan inovatif terkait bagaimana klaster industri yang diawali pemerintah bisa lestari ('sustainable') setelah pendanaan dari pemerintah berakhir.

Keempat, adanya kecenderungan penggunaan teknologi informasi, yaitu 'enterprise 2.0' (web 2.0) dengan 'social networking'-nya untuk mendukung komunikasi dan kolaborasi antar-anggota klaster industri.

Kelima, hubungan antara pemerintah, industri, dan perguruan tinggi yang intensif dan terjadi secara alami dalam berbagai aktivitas atau program untuk pembangunan ekonomi regional.

"Pemerintah Australia tampak serius berkomitmen mengembangkan 'digital economy', 'clean technology', dan 'creative industry' sebagai kunci keunggulan ekonomi di masa depan," paparnya.

Menurut dia, apa yang akan terjadi dalam persaingan global mendatang bukanlah antar-keunggulan individu perusahaan, melainkan antar-keunggulan klaster industri regional.

"Pelajarannya, keseriusan dan komitmen pemerintah, pelaku bisnis, dan perguruan tinggi serta lembaga riset sangat diperlukan untuk mewujudkan daya saing industri Indonesia di kancah persaingan global," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement