Selasa 04 Oct 2011 19:22 WIB

Soal Sekolah Roboh, Kemendiknas Hanya Persoalkan Sekolah yang Berusia 30 Tahun

Rep: Fernan Rahadi/ Red: Djibril Muhammad

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Pelaksana Tugas Direktur Jenderal Pendidikan Dasar Kementerian Pendidikan Nasional, Suyanto, menyatakan sekolah-sekolah yang rusak tersebut sebagian besar merupakan sekolah yang dibangun sejak tahun 70-an. Sehingga, menurut dia, wajar jika saat ini berada dalam kondisi rusak berat dan rusak ringan.

"Dari sebanyak 174.435 SD dan SMP negeri dan swasta sebanyak 153.026 dalam kondisi rusak ringan dan berat," katanya di Jakarta, Selasa (4/10).

 

Suyanto menyampaikan, saat ini pemerintah pusat akan membangun kembali ruang rusak berat terdiri atas 110.598 ruang SD dan 42.428 ruang SMP. Pada tahun ini, kata dia, pemerintah pusat akan membantu pemda dalam membangun kembali ruang kelas rusak berat.

Dia menyebutkan, jumlah ruang yang direhab sebanyak 6.721 ruang kelas SD dan 1.050 ruang kelas SMP. "Sisanya pada tahun anggaran 2012," katanya.

Kemendiknas, kata Suyanto, Senin (3/10) lalu telah mengadakan peletakan batu pertama Gerakan Nasional Penuntasan Rehabilitasi Gedung SD dan SMP 2011. Kegiatan ini merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari upaya penuntasan program Wajib Belajar Sembilan Tahun.

Acara peletakan batu pertama dilaksanakan secara serentak di empat lokasi yaitu di SDN Babakan Madang 01 Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat yang dipimpin langsung oleh Menteri Pendidikan Nasional (Mendiknas) Mohammad Nuh, SMPN 3 Kragilan Kabupaten Serang, Provinsi Banten, SMPN 6 Kota Kupang, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) dan SDN Asam Tiga, Kabupaten Kupang, Provinsi NTT.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement