Jumat 19 Aug 2011 13:51 WIB

656 Guru Bengkulu Selatan dapat Tunjangan Sertifikasi

REPUBLIKA.CO.ID, BENGKULU - Sebanyak 656 orang guru di Kabupaten Bengkulu Selatan menjelang Idul Fitri 1432 H mendapat tunjangan sertifikasi, masing-masing mendapatkan di atas Rp 10 juta. Tunjangan sertifikasi guru angkatan 2006-2009 dan 2010 jajaran Dinas Pendidikan Pemudan dan olah raga (Dikpora) Kabupaten Bengkulu Selatan itu dicairkan dalam pekan ini, setelah sempat beberapa bulan tertunda, kata Kepala Dinas Dikpora Kabupaten Bengkulu Selatan Drs Rudi Zahrial, Jumat (19/8).

Dana tunjangan sertifikasi itu dikirimkan langsung ke rekening masing-masing guru dengan jumlah dana seluruhnya mencapai Rp 8 miliar, sedangkan tunjangan non sertifikasi masih dalam proses dan tetap cair sebelum lebaran. "Lumayan, rata-rata jumlah setiap penerima tunjangan mencapai belasan juta rupiah," jelasnya.

Mengacu kepada ketentuan setiap bulannya nominal masing-masing penerima tunjangan non-sertifikasi mencapi Rp 250 ribu, pencairan dilakukan bertahap bisa triulan dan sistem semsester. Ia mengimbau kepada guru penerima gaji sertifikasi agar lebih giat dan fokus kepada tugas pokok sebagai tenaga pengajar karena tunjangan diberikan sebagi wujud kepedulian pemerintah, jangan sampai guru malah malas mengajar.

"Kami selalu memantau kinerja guru penerima tunjangan sertifikasi tersebut, bila ada guru bermaslah atau mengajar kurang dari jam ditentukan akan dicoret," tambahnya.

Anggota Komisi A DPRD Bengkulu Selatan Hadiar Saito mendesak pencairan dana tunjangan sertifikasi itu dibayarkan setiap bulan sama dengan gaji biasa, sehingga para guru dapat memanfaatkan dana tersebut untuk kesejahtraan mereka dan keluarga.

Kalau diterima secara musiman atau enam bulan sekali seperti sekarang, biasanya dana dadakan itu banyak mubazir dan tidak tepat guna, sedangkan tujuan dana sertfikasi adalah untuk kesejahtraan guru.

Kepada para guru ia berharap agar hak guru diikuti dengan kewajiban sebagai tenaga pendidik, jangan dijadikan ajang keuntungan pribadi belaka, namun ia yakin sampai saat ini belum ada guru sertifikasi malas mengajar.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement