Kamis 07 Apr 2011 18:05 WIB

Siswa Lebih Khawatirkan SNMPTN Ketimbang UN

Ujian Nasional
Foto: ISTOCK PHOTO
Ujian Nasional

REPUBLIKA.CO.ID, DEPOK - Kekhawatiran siswa terhadap kelulusan di Ujian Nasional (UN) ternyata kalah oleh kekhawatiran mereka terhadap Seleksi Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN). Mereka justru lebih banyak mengikuti pendalaman materi terkait soal-soal SNMPTN dibandingkan UN. Mereka berpendapat, bila soal-soal setara SNMPTN dapat dijawab, berarti soal-soal UN menjadi lebih mudah.

Dua orang siswa SMA Negeri 1 Depok, Nuryanda Akbar dan Mada Santihayu, mengaku tidak mengalami kekhawatiran yang berlebih dalam menghadapi UN. Mereka lebih banyak mengerjakan soal-soal untuk SNMPTN. "Karena soal-soal di SNMPTN itu lebih sulit dibandingkan soal-soal UN. Jadi kalau sudah menguasai dan bisa membaca soal-soal SNMPTN, maka lebih mudah pula mengerjakan soal-soal UN," ujar Mada yang disetujui oleh Nuryanda.

Siswa kelas XII SMA Negeri 28 Jakarta, Dinar, juga mengaku lebih banyak menerima soal-soal SNMPTN. Alasan senada juga ia utarakan kepada Republika. "Kedua-duanya pasti dipikirkan (UN dan SNMPTN), tapi kalau UN sudah biasa karena yang diuji, kan, pelajaran yang diajarkan di sekolah. Kalau SNMPTN jenis soalnya lebih beragam dan rumit," ungkapnya.

Ketiga siswa ini mengaku tidak mengalami hambatan dalam mempersiapkan UN. Hanya Mada dan Nuryanda sedikit kaget di awal sekolah karena perubahan sistem UN tahun ini. "Sebenarnya tidak ada kendala yang cukup sulit. Hanya saja kami sedikit kaget ketika pertama sekolah. Waktu itu sistem UN tiba-tiba berubah di tengah jalan. Tapi, ya, kami jalani saja," kata Nuryanda.

Selain mengikuti pelajaran tambahan di sekolah, mereka juga mengikuti bimbingan belajar (bimbel) di luar sekolah. SMA Negeri 1 misalnya, mengadakan try out setiap hari sabtu. Try out ini diadakan sejak siswa-siswi memasuki semester kedua di kelas XII.

"Pendalaman materi sudah kami berikan sejak mereka naik ke kelas 3. Dan kami mulai mengadakan try out setelah mereka memasuki semester kedua. Dari situ kami melihat perkembangan nilai-nilai dan kesiapan mereka dalam menghadapi UN. Hasilnya beragam, dan saya rasa mereka siap untuk 'bertarung'," ujar Kepala Tata Usaha SMA Negeri 1 Depok, Wirdan Ahyar di kantornya, Kamis (7/4).

SMA Negeri 28 mengadakan kerja sama dengan dua bimbel dalam mempersiapkan siswanya. Kedua bimbel inilah yang memberikan try out kepada siswa untuk melihat perkembangan nilai mereka. Hal inilah yang meyakinkan Kepala Tata Usaha SMA Negeri 28 Jakarta, Maryo, untuk menyatakan kesiapan siswa-siswinya menghadapi UN.

"Saya rasa tidak ada kendala. Semua siswa siap melaksanakan UN ini. Pemantapan materi kami berikan tidak mendadak. Sejak duduk di kelas 3 kami berikan pelajaran tambahan. Kami ini, kan, termasuk Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI), dan sudah ada petunjuk pelaksanaan (juklak) dan petunjuk teknisnya (juknis), tinggal dilaksanakan saja," ungkapnya.

Selain persiapan teknis, sekolah juga sudah mempersiapkan mental dan spiritual siswa untuk menghadapi UN. SMA Negeri 28 Jakarta Rabu (6/4) lalu mengadakan doa bersama di sekolah untuk kelulusan. Sedangkan SMA Negeri 1 Depok baru akan melaksanakan doa bersama pada Kamis nanti (14/4). "Selain doa bersama, kami juga menghimbau siswa-siswi untuk lebih banyak beribadah. Persiapan mental dan spiritual ini sangat penting untuk ketenangan dalam menjawab soal nanti," kata Wirdan.

Kedua sekolah ini belum akan memberikan masa tenang bagi siswa-siswi mereka agar dapat memfokuskan diri pada UN. "Kemungkinan baru akan kami berikan beberapa hari sebelum UN saja. Hal ini disebabkan oleh SMA kami merupakan lokasi penyimpanan soal. Jadi mungkin pekan depan sebelum UN berlangsung harus disterilkan," ungkap Wirdan.

Sebanyak 262 siswa akan mengikuti UN di SMA Negeri 1 Depok, sedangkan UN di SMA Negeri 28 Jakarta akan diikuti oleh 277 peserta. Tidak ada siswa tumpangan yang mengikuti UN di kedua sekolah tersebut. n.c02

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement