Selasa 10 Aug 2010 07:04 WIB

Mendiknas Minta Perguruan Tinggi Tingkatkan Kualitas Dosen

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Menteri Pendidikan Nasional (Mendiknas) Mohammad Nuh meminta perguruan tinggi swasta untuk meningkatkan kualitas tenaga pengajar minimal pada jenjang strata tiga sehingga mampu menghasilkan lulusan berkualitas. "Perguruan tinggi kuncinya itu pada dosen. Kalau fasilitasnya lengkap, gedungnya bagus namun bila dosennya kurang berkualitas maka akan mengurangi mutu PTS tersebut," kata Nuh saat peresmian Universitas Techopreneur Bakrie di Jakarta, Senin.

Saat ini, terdapat sebanyak 270 ribu dosen di tanah Air namun hanya sekitar 10 persen saja atau 23 ribu dosen yang telah bergelar strata 3. Untuk itu, Mendiknas meminta agar Universitas Bakrie memperbanyak jumlah tenaga pengajar yang berkualifikasi strata 3 namun tidak berarti menolak lulusan strata 2. "Ibu rektor dapat tetap menerima dosen strata 2. selanjutnya nanti bisa disekolahkan hingga meraih S3".

Lebih lanjut Mendiknas meminta agar pengelola Universitas Bakrie tidak mengenal pendekatan fragmentatif dalam menerima calon mahasiswa dengan membedakan berdasarkan asal usul daerah, agama, status sosial dan sebagainya. "Hanya sedikit pengusaha yang mau ambil bagian dalam memecahkan masalah pendidikan di Tanah Air yang kondisinya sangat kompleks. Dengan membangun universitas, maka Grup Bakrie telah mengambil bagian untuk memberikan solusi persoalan pendidikan di Tanah Air," katanya.

Mendiknas mengatakan dalam 10 tahun terakhir kemampuan masyarakat miskin untuk bisa menyekolahkan anak ke PT memang makin rendah."Jadi intervensi yang dilakukan grup Bakrie dengan jemput bola siswa berprestasi dari pelosok tanah air mengatasi kesenjangan masyarakat miskin yang tidak mampu kuliah ke PT, tuturnya. Tahun 2010 ini, Kemendiknas berikan 20.000 beasiswa Bidik Misi bagi siswa prestasi dari keluarga miskin untuk ke pergurun tinggi dan pemberiaan biaya hidup Rp 600 ribu/bulan.

Sementara itu, Ketua Dewan Pembina yayasan pendidikan Bakrie, Nirwan Dermawan mengatakan posisikan diri sebagai kampus technopreneur dan siapkan modal ventura untuk mendorong lulusan yang siap menciptakan lapangan kerja baru. "Kami jemput bola ke berbagai daerah karena memahami pendidikan kunci kemajuan bangsa. Masyarakat Indonesia usia 17-24 tahun yang bisa melanjutkan pendidikan ke jenjang perguruan tinggi baru 17 persen sementara Pilipina saja sudah mencapai 45 persen," katanya.

Untuk mengatasi hal itu 50 persen atau 600 mahasiswa dijemput dari kota-kota kecil seperti Bau-Bau di Sultra, Ternate di Maluku Utara untuk kuliah di Universitas Bakrie "Itulah cara kami berkontribusi di dunia pendidikan dengan melahirkan alumni yang menjadi technopreneur dan bisa menghadapi persaingan global dan menciptakan lapangan kerja, " katanya.

Sofia W Alisyahbana, Rektor Universitas Bakrie mengatakan Universitas Bakrie lahir dari School of Bussiness Bakrie tahun 2006 yang tahun lalu akhirnya menjadi Universitas Bakrie. "Lulusan angkatan pertama baru sembilan orang dari 109 orang sisanya di jadwalkan akhir tahun selesai. Tahun akademik baru ada 274 mahasiswa yang diterima," kata Sofia.

sumber : ant
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement