Jumat 28 Mar 2014 11:37 WIB

Nova Riyanti Yusuf, Dari RSJ Menuju Panggung PBB

Wakil Ketua Komisi IX DPR Nova Riyanti Yusuf (kanan)
Foto: Tahta Aidilla/Republika
Wakil Ketua Komisi IX DPR Nova Riyanti Yusuf (kanan)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua Komisi IX DPR Nova Riyanti Yusuf memilih bidang yang sepi publisitas untuk karier politiknya. Kesehatan jiwa, populasi, dan gizi menjadi bidang yang dipilih untuk diperjuangkan selama menjadi DPR sejak 2009.   

Bukan tanpa sebab. Menurutnya, ini memang bukan isu mainstream dan digemari media sebagai materiil layak jual. Meski pun begitu, isu tersebut penting untuk masyarakat. Apalagi tak banyak perhatian ditujukan baik dari pemerintah mau pun pemangku kepentingan lainnya.    

"Bisa dibilang, aku memulai karier politik dari rumah sakit jiwa (RSJ)," paparnya kepada ROL. 

Ia mengaku, kesehatan jiwa memang menjadi fokus sejak awal terjun ke dunia politik. Ini juga tak lepas dari latar belakang pendidikan yang ia ambil. 

"Waktu 2009 aku berkampanye sekaligus menyelesaikan sekolah spesialisasi ilmu kedokteran jiwa di FKUI, Jakarta. Makanya, janji kampanye saat itu adalah ingin menghasilkan RUU Kesehatan Jiwa melalui Komisi IX DPR," ujarnya. 

Saat ini, katanya, janji itu hampir terealisasi. Mengingat, proses legislasi RUU Kesehatan Jiwa sudah mencapai 80 persen. Di DPR, RUU itu sudah masuk dalam tahapan pembahasan antara panja Komisi IX DPR dengan pemerintah yang diwakili empat kementerian. Yaitu kemenkes, kemensos, kemenkumham, dan kemendagri. 

"DIM (daftar inventaris masalah) sudah 50 persen disepakati. Masih ada waktu pascapileg untuk menyelesaikan pembahasan sisa DIM," papar Ketua Panja RUU Kesehatan Jiwa tersebut.

Politikus Partai Demokrat itu pun berniat untuk terus memperjuangkan isu kesehatan jiwa. Karenanya, saat ini ia berupaya untuk mendapatkan satu kursi di Senayan dari dapil Jawa Timur VI (Kediri, Blitar, Tulungagung).

"Ini dapil baru pilihanku sendiri. Pindah dari dapil DKI 2 (Jakarta dan luar negeri) pada pemilu 2009 ke Jawa Timur VI. Jadi banyak sekali agenda yang harus terselesaikan. Makanya reses Maret ini, aku benar-benar larut dalam agenda kampanye yang superpadat," papar dara kelahiran 27 November 1977 tersebut. 

Namun, katanya, ada kabar yang cukup menggembirakan. Februari silam, Nova dipilih untuk berpidato di Markas PBB, New York pada 4 April mendatang. Mewakili politisi muda Indonesia, ia akan berbicara mengenai Youth at the Heart of Development.

Menurutnya, acara itu merupakan High Level Panel Debate khusus untuk topik populasi dan pembangunan. Audiensnya yaitu presiden berbagai negara, menteri-menteri, raja/ratu yang bertindak sebagai pembuat keputusan dan kebijakan di negara masing-masing. 

Pada kesempatan itu, ia akan tampil bersama dengan Presiden Uruguay dan Presiden Kiribati. Acara akan dibuka oleh Sekjen PBB, Ban Ki-Moon yang juga berperan sebagai co-chair.

"Ternyata konsistensi dan keyakinan akan jalur perjuangan yang sepi, cukup menimbulkan gaung seperti gema di dalam gua. Alhamdulillah, tak ada kebanggaan berlebih dari proses ini. Karena ini berbicara tentang kelangsungan hidup umat manusia dan sama sekali bukan tentang aku," tuturnya. 

Untuk itu, Nova pun telah meminta izin kepada Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) saat kunjungan ke pengungsian korban Gunung Kelud. SBY pun memberikan izin dengan mengatakan untuk segera menyelesaikan kampanye dan berangkat saat masa tenang. 

"Aku akan berangkat ke Jakarta pada 31 Maret dari Jawa Timur. Kemudian berangkat ke New York pada 2 April dan tiba kembali di Jakarta pada 7 April. Karena 8 April aku sudah harus kembali ke dapil sebelum pencoblosan 9 April," tegasnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement