Selasa 08 Jul 2014 15:45 WIB

Menang atau Kalah, Ini Bedanya Jokowi dan Prabowo

Rep: Erdy Nasrul / Red: Muhammad Hafil
Prabowo Subianto dan Joko Widodo saling berpelukan jelang debat capres putaran final di Jakarta, Sabtu (5/7).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Calon presiden Prabowo Subianto berulangkali menegaskan akan menghormati apa pun keputusan rakyat pada Pilpres. Bahkan Prabowo dengan legowo menyatakan akan mendukung Joko Widodo seandainya nanti rakyat memang menghendakinya sebagai presiden.

Sikap Prabowo tersebut dinilai berbeda dengan sikap rivalnya di pihak  Jokowi-JK. Pernyataan Jokowi yang membenarkan aksi penyerangan massa PDIP terhadap kantor TV One jadi gambaran nyata. Begitu pula pernyataan JK yang menyebut pihaknya bakal menang jika Pilpres jujur atau tidak terjadi kecurangan. “Dua sikap yang bertolak belakang. Satu ksatria, satunya lagi provokatif seperti tak siap kalah,” kata pengamat politik Pusat Kajian Politik Islam dan Pancasila Yudha Firmansyah di Jakarta, Selasa (8/7).

Menurutnya, pernyataan itu mencerminkan kelas masing-masing kandidat. Jika pernyataan Prabowo lebih dekat dengan sikap seorang negarawan, maka pernyataan Jokowi maupun JK cenderung kekanak-kanakan. “Kalau memang tahu ada kecurangan, harusnya laporkan saja. Pernyataan itu kan berarti: jika Jokowi-JK kalah, maka telah terjadi kecurangan. Dan jika Jokowi-JK menang, maka Pilpres jujur dan bersih. Ini lucu!,” ujarnya.

Ia menyatakan, dengan cerminan sikap itu maka masyarakat sudah dapat menilai siapa yang benar-benar layak menjadi presiden. Saat ini, ucapnya, Indonesia butuh sosok pemimpin negarawan yang meletakkan kepentingan rakyat di atas kepentingan lain. Sebaliknya, ia melanjutkan, calon pemimpin yang lebih mengedepankan kepentingan pribadi, membenarkan aksi penyerangan, mengadu domba masyarakat dan mengancam keutuhan bangsa harus dihindari. “Saya tidak tahu apa yang akan terjadi seandainya Jokowi-JK kalah. Selain nanti muncul tuduhan kecurangan, muncul apa lagi kira-kira,”paparnya. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement