Jumat 04 Jul 2014 16:13 WIB

Surat Terbuka Mantan Korban Penculikan untuk Jokowi

Rep: Halimatus Sa'diyah/ Red: Mansyur Faqih
Ribuan masyarakat yang terdiri dari para petani memadati kampanye Jokowi di Lapangan Monumen Bandung Lautan Api (BLA) Kota Bandung, Kamis (3/6).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Lima aktivis 98 yang pernah menjadi korban penculikan membuat surat terbuka untuk Joko Widodo-Jusuf Kalla (Jokowi-JK). Surat terbuka itu sekaligus berisi dukungan pada pasangan capres-cawapres nomor urut dua tersebut.

Salah satu mantan korban penculikan yang dilepaskan, Raharja Waluya Jati membacakan surat terbuka itu dalam sebuah konferensi pers di Hotel Grand Cemara, Menteng, Jakarta, Jumat (4/7). Jati juga mengungkapkan harapannya pada Jokowi agar dapat menuntaskan kasus pelanggaran HAM pada 1998. 

Berikut adalah petikan surat terbuka tersebut.

Enam belas tahun lalu, kami bersama beberapa teman yang lain telah terselamatkan dari tempat penculikan karena gelora perlawananan rakyat yang mustahil terhadang, bahkan oleh moncong senapan. Kami ingin menegaskan kembali kepada bapak berdua sebagai calon presiden dan wakil presiden, bahwa peristiwa penculikan bukanlah isu politik yang sedang diperdagangkan di bursa Pilpres. Penculikan aktivis dan rakyat Indonesia di tahun 1997-1998 karena alasan politik, adalah peristiwa kejahatan terhadapan kemanusiaan.

Bapak Joko Widodo dan Jusuf Kalla, sengaja kami berkirim surat ini kepada Anda berdua, karena Anda bukanlah bagian dari pelaku kejahatan politik di masa lalu. Kami menyematkan harapan di hati Anda, karena Anda berdua adalah jalan keluar dari penantian panjang penyelesaian masalah ini. Anda tak boleh punya keraguan sedikit pun untuk tidak menyelesaikan kasus yang sebenarnya telah terang benderang.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement