Rabu 18 Jun 2014 06:15 WIB

Hatta Klarifikasi Lagi Pernyataan Kebocoran Rp 1.000 Triliun Prabowo

Rep: Muhammad Iqbal/ Red: A.Syalaby Ichsan
Hatta Rajasa

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Calon wakil presiden nomor urut satu, Hatta Rajasa, kembali menjelaskan maksud pernyataan Prabowo Subianto terkait kebocoran kekayaan negara dalam debat calon presiden di Hotel Gran Melia, Ahad (15/6) malam. 

Hatta menanggapi pertanyaan wartawan yang ingin mengetahui arti kebocoran kekayaan negara hingga Rp 1.000 triliun per tahun itu. 

"Pak Prabowo mencoba menjelaskan potential loss kalau kita tidak menjaga sumber-sumber kekayaan kita dengan baik.  (Jika itu terjadi), maka mungkin akan terjadi potential loss.  Bukannya setiap tahun ada kebocoran sampai Rp 7.000 triliun atau Rp 1.000 triliun.  Wong APBN-nya saja cuma Rp 1.800 triliun.  Bukan itu maksudnya," ujar Hatta.

Hatta menyampaikannya kepada wartawan saat ditemui di Bandar Udara Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Selasa (17/6).  Salah satu contoh yang diungkapkan oleh Hatta adalah rendahnya harga gas blok tangguh sekitar 3 dolar AS per MMBTU.  Sedangkan harga gas di pasaran mencapai 15 dolar AS per MMBTU.

Selisih harga tentu berujung pada berkurangnya penerimaan negara.  "Kalau kita tidak renegosiasi kembali, kan kita rugi.  Demikian juga dengan kontrak-kontrak yang terasa tidak adil, harus kita renegosiasi, kita perbaiki.  Maksudnya itu ke arah sana.  Jadi, kita harus mengamankan kekayaan alam kita.  Itu yang dimaksud Pak Prabowo," kata Hatta.

Sebelumnya, selepas memberikan sambutan dalam acara Rapat Pimpinan Nasional Badan Kontak Majelis Taklim di Jatiwaringin, Pondok Gede, Jakarta Timur, Senin (16/6), Hatta telah menjelaskan maksud pernyataan Prabowo. 

Salah satunya terkait dengan peningkatan pendapatan negara yang harus dilakukan dengan cara meningkatkan pertumbuhan ekonomi.

Untuk itu, Prabowo-Hatta berkomitmen untuk membangun pusat-pusat pertumbuhan ekonomi baru yang tidak hanya terkonsentrasi di Pulau Jawa, melainkan menyebar ke wilayah lain di Tanah Air.  Caranya dengan membangun kawasan potensi investasi sehingga roda perekonomian bergerak. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement