Ahad 15 Jun 2014 01:26 WIB

Pengamat: Ini Debat Capres, Bukan Cerdas Cermat

Pasangan Peserta Pemilu Presiden 2014 Prabowo Subianto-Hatta Rajasa dan Joko Widodo-Jusuf Kalla saling menyapa sebelum Debat Capres-Cawapres di Jakarta, Senin (9/6).

REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Pengamat politik Universitas Diponegoro Semarang Teguh Yuwono mengingatkan debat calon presiden dan wakil presiden jangan lagi seperti ajang cerdas cermat. "Berkaca pada debat perdana lalu, pelaksanaan debat kedua pada tanggal 15 Juni mendatang harus lebih baik. Harusnya, debat itu untuk ajang eksplorasi program," katanya di Semarang, Sabtu kemarin.

Menurut dia, sebenarnya moderator yang memegang kunci pelaksanaan debat berjalan sukses, salah satunya mampu mengeksplorasi program masing-masing capres-cawapres secara lebih mendalam. Ia menjelaskan pelaksanaan debat juga harus lebih fokus pada tema yang diangkat, serta mampu menggali bagaimana kebijakan dan program aksi yang diusung masing-masing atas tema tersebut.

"Jangan lagi terjebak pada suasana formal. Biarkan saja mengalir, dinamis. Kalau terlalu formal, malah seperti cerdas cermat. (Pertanyaannya, red.) dilempar ke kiri dan ke kanan," katanya.

Teguh mencontohkan pernyataan yang dilontarkan Jokowi soal "e-budgeting", "e-procurement", "e-catalog", dan program sejenis yang pernah dijalankannya semasa menjadi Wali Kota Solo maupun Gubernur DKI Jakarta. "Harusnya kan bisa dieksplorasi tentang program-program itu, misalnya apakah semuanya bisa dilakukan di seluruh daerah. Sebab, kondisi daerah satu dengan lainnya kan berbeda, semisal di Papua," katanya.

Pengajar FISIP Undip itu menjelaskan waktu debat capres dan cawapres yang dialokasikan selama dua jam semestinya cukup untuk mengeksplorasi program, sebab debat kan ajang pendidikan politik. "Tujuan debat capres-cawapres kan sebagai pendidikan politik. Bagaimana rakyat bisa memilih dengan mempertimbangkan program-programnya, bukan apa masa lalunya dan kepribadiannya," katanya.

Meski pengaruh debat capres-cawapres dengan pilihan masyarakat relatif kecil, yakni 10-15 persen, ia mengatakan pelaksanaan debat tetap penting untuk meningkatkan kesadaran politik masyarakat. Oleh karena itu, pada debat edisi kedua capres yang bakal berlangsung pada Minggu, 15 Juni 2014 harus lebih bisa mengeksplorasi program, kebijakan masing-masing, termasuk teknis operasionalnya.

Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden 2014 diikuti oleh dua pasangan capres dan cawapres, yakni Prabowo Subianto-Hatta Rajasa yang diusung enam parpol dan Joko Widodo-Jusuf Kalla diusung lima parpol.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement