Kamis 12 Jun 2014 17:17 WIB

Rekening Sumbangan Jokowi-JK Diisi Timses Sendiri?

Rep: Erdy Nasrul/ Red: A.Syalaby Ichsan
Jokowi's supporters

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tim sukses pasangan capres-cawapres Joko Widodo-Jusuf Kalla membuka rekening sumbangan kampanye. Siapapun yang mau membantu kampanye capres nomor urut 2 ini, dapat mengirim ke rekening tertentu.

Sudah puluhan miliar rupiah terkumpul. Apakah benar dana kampanye itu murni dari rakyat? Baru-baru ini muncul video yang mengungkap fakta terselubung di balik sumbangan dana kampanye Jokowi-JK.

Video yang diunggah ke Youtube oleh akun Nurrohmah Anggraeni itu pada tanggal 11 Juni 2014, merupakan liputan salah satu stasiun tv swasta mengenai aksi pengumpulan dana relawan Jokowi-JK di Probolinggo. Namun, ketika sejumlah warga ditanya asal muasal dana itu, jawabannya cukup mengagetkan.

“Dikasih Pak Yos. Bukan uang sendiri,” jawab seorang warga yang juga diamini warga di sekelilingnya.‬ Video ini dapat diakses di alamat http://www.youtube.com/watch?v=kjBpyQSDLyw‬.

‪Menanggapi hal tersebut, pengamat politik dari Lembaga Kajian dan Study Politik Nusantara, Irvan Hakim Nasution mengatakan, sangat mungkin dana Jokowi-JK yang sudah terkumpul hingga puluhan miliar rupiah bukan semuanya dari warga.

Apalagi, ucapnya, hal itu terjadi di tengah kesadaran politik warga yang saat ini masih rendah. “Bahasanya kan begini, masa iya tukang becak, petani yang jemur diri di sawah, ngasih sumbangan ke Jokowi yang gubernur DKI, yang capres PDIP? Buat makan sendiri aja susah,” katanya ketika dihubungi di Jakarta, Kamis (12/6).‬

‪Dia menduga, penyumbang terbanyak dan terbesar ke rekening Jokowi-JK berasal dari Timses sendiri. “Bisa disetor sendiri, bisa juga disetorkan melalui warga dengan berbagai cara,” ujarnya. Dalam terminologi politik, lanjutnya, apa yang dilakukan warga jika benar-benar terjadi sebenarnya masuk budaya politik partisipan.‬

‪Namun ia sangat menyangsikan itu karena, menurutnya, dalam berbagai riset, kesadaran politik warga masih rendah. “Yang peduli pada capres itu bukan warga kampung, petani, tukang becak, tukang tambal ban. Tapi kalangan kelas menengah ke atas, itu pun masih mikir kalau gak punya kepentingan,” tegasnya.

Sementara masyarakat menengah ke bawah, imbuhnya, lebih peduli jika melihat tetangganya sakit atau terkena musibah. “Keculai Jokowi terkena musibah, minta sumbangan ke warga pasti dikasih. Kalau karena nyapres saya gak yakin,” jelasnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement