Ahad 08 Jun 2014 17:56 WIB

Saat Jokowi tak Lagi 'Aku Rapopo' (1)

Rep: Muhammad Akbar Wijaya/ Red: Agung Sasongko
Capres, Joko Widodo, bersama Ketua Umum PKB, Muhaimin Iskandar.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ekspresi air muka calon presiden (capres), Joko Widodo (Jokowi) tiba-tiba berubah. Intonasi suaranya meninggi dan sorot matanya tajam mengarah kepada lawan bicara. "Dikiranya saya tidak bisa marah!," kata Jokowi dalam satu kesempatan bertemu ribuan relawan pendukungnya di alun-alun Yogyakarta sepekan lalu.

Sikap Jokowi bukan tanpa sebab. Saat itu dia tengah bercerita soal pencalonan dirinya sebagai presiden. Jokowi bilang, dia tidak pernah melakukan lobi politik apalagi mengemis untuk menjadi capres. Tiba-tiba salah seorang relawan menyela. "Marah dong pak kalau dibilang seperti itu," ujar si relawan.

Gestur politik Jokowi memang mulai berubah. Dalam sejumlah kampanye dia tidak sungkan menyindir kubu pesaingnya di pemilu presiden 2014, Prabowo Subianto-Hatta Rajasa. Padahal, sebelum menjadi calon presiden (capres), publik mengenal Jokowi sebagai sosok yang kalem dan tidak suka ambil pusing dengan anggapan miring orang atau kelompok lain terhadapnya.

Jokowi seolah percaya betul kalau masyarakat sudah cerdas.  Bisa menilai obyektif pelbagai kritik dan fitnah yang dialamatkan kepadanya. "Mau nyerang silahkan. Mau ngejek silahkan. Toh masyarakat bisa menyaring mana benar dan tidak benar. Mau dukung silahkan tidak dukung silahkan. Aku rapopo, aku rapopo," kata Jokowi saat menanggapi unjuk rasa Koalisi Masyarakat Jakarta Baru di Balaikota Jakarta.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement