Ahad 01 Jun 2014 16:18 WIB

Pesantren di Blitar Jadi Sasaran Kampanye Hitam

Jusuf Kalla (JK) menemui KH Hasyim Muzadi di Pondok Pesantren Al Hikam, Depok, Jumat (23/5).

REPUBLIKA.CO.ID, BLITAR -- Sejumlah esantren di Blitar, Jawa Timur, menjadi sasaran penyebaran tabloid "Obor Rakyat" yang dinilai sebagai kampanye hitam pada salah satu calon presiden menghadapi Pemilu Presiden 2014.

"Kami terima Jumat (30/5). Kami dapati kiriman dua amplop besar, berisi tabloid Obor Rakyat," kata Pengasuh Pondok Pesantren Tarbiyatusholihin KH Rohmat Kudlori, kepada Antara, di Blitar, Ahad (1/6).

Pengasuh pesantren di Desa Kuningan, Kecamatan Kanigoro, Kabupaten Blitar itu mengatakan tabloid tersebut merupakan kampanye hitam yang merugikan salah satu calon.

Ia juga prihatin dengan beredarnya tabloid tersebut, terlebih lagi di pondok pesantren, yang notabene merupakan lembaga pendidikan.

Bahkan, di Jatim, tabloid ini telah beredar luas. Selain di pondok pesantren, juga sejumlah masjid. Sejumlah tulisan di dalam tabloid itu sangat provokatif. Bahkan, beberapa tulisan juga mengandung unsur SARA.

Sementara itu, para relawan calon Presiden dan calon Wakil Presiden Joko Widodo - Jusuf Kalla mengaku prihatin dengan beredarnya tabloid tersebut. Selain menyesatkan, tabloid itu juga dinilai sebagai kampanye hitam.

Para relawan akhirnya membakar tabloid tersebut sebagai pelampiasan kekesalan. Mereka juga berharap dalam Pemilu Presiden 2014 bisa tercipta iklim politik yang lebih kondusif, tanpa ada kampanye hitam.

"Kami membakar, bukan hanya sekadar membakar, tapi ini gerakan antikampanye negatif. Ini sudah tidak 'fair' dan ini kampanye hitam," kata Sekretaris Relawan "Segoro" (semangat gotong royong) JKW-JK Blitar Raya Abdul Azis.

Di Blitar, ada sekitar 30 pondok pesantren yang mendapatkan kiriman paket tersebut. Setiap pondok rata-rata mendapatkan 30 tabloid yang dikemas dalam amplop besar. Tabloid itu dikirim oleh seseorang yang tidak dikenal.

Pilpres 2014 pada 9 Juli mendatang akan diikuti dua pasangan capres-cawapres yakni Prabowo Subianto-Hatta Rajasa (Gerindra, PPP, PAN, Golkar, PKS, dan sebagainya) dan Joko Widodo-Jusuf Kalla (PDIP, Nasdem, PKB, dan Hanura).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement