Rabu 21 May 2014 14:25 WIB

Bungker Posko Prabowo-Hatta

Petugas berjaga di Posko Pemenangan Capres dan Cawapres Prabowo-Hatta, Jakarta, Selasa (20/5).

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh Erdy Nasrul

Rumah berlantai dua yang kini menjadi posko pemenangan Prabowo-Hatta terlihat ramai. Sekitar sepuluh orang merapihkan kursi dan tenda, tempat dideklarasikannya dua orang petinggi partai itu sebagai capres dan cawapres pada Senin (19/5), kemarin.

Di bagian depan terdapat posko pengamanan. Tiga orang petugas berjaga-jaga disana. Sejumlah petugas intelijen Polsek Jatinegara ikut memantau situasi keamanan di area posko. "Semuanya merapat ke KPU," ujar petugas intel yang enggan menyebutkan nama, kepada Republika, Selasa (20/5).

Di samping bangunan utama terdapat rumah kecil sekitar 100 meter persegi. Di dalamnya terdapat tiga ruangan. Bagian depan berisikan sejumlah meja dan kursi perkantoran. Tidak ada orang di sana. Bagian tengah diisi sekitar lima orang. "Anda siapa?" tanya orang itu sinis. Ketika ditanya, apakah ada kartu pengenal, dia mengaku tidak punya. "Tidak ada," jawabnya, ketus, sambil melihat laptop.

Di hadapan lelaki sekitar 30 tahunan itu terdapat pantauan CCTV berupa televisi layar datar sekitar 20 inchi. Sekitar sembilan pantauan area rumah terlihat disana.

Rumah yang terletak di Jl Cipinang Cempedak I no 29, Jakarta Timur, itu menjadi markas komando (Mako) pemenangan Prabowo dan Hatta. Keduanya adalah capres dan cawapres Gerindra, PAN, PKS, PPP, PBB, dan Golkar.

Mako tersebut dibangun diatas tanah seluas 5.000 meter persegi. Selain dua bangunan tersebut, ada bangunan utama dan mushola. Bangunan utama difungsikan untuk tempat pemenangan. Berbagai rapat nantinya berlangsung disini.

Bangunan dua lantai ini memiliki luas sekitar 600 meter persegi. "Karena dua lantai, maka tinggal dikalikan dua," jelas Sekjen Gerakan Muda Indonesia (Gema), sayap pemenangan Bung Bowo dan Bung Hatta, Arif Rachman, di Jakarta, Selasa (20/5).

Sejumlah foto Prabowo menghiasi bagian barat ruang tengah. Di bagian timurnya, dinding diramaikan foto cawapres, Hatta Rajasa. Sebuah lubang besar berdiameter hampir dua meter menghubungkan lantai satu dan dua. Lubang tersebut dihiasi foto keduanya dalam berbagai sudut pandang.

Kamar utama rumah ini memiliki luas sekitar 6x7 meter. Dinding bagian selatan kamar yang terdapat di sebelah timur rumah ini ditutupi lemari besar tempat menyimpan baju. Tepat di tengah-tengahnya, terdapat pintu dengan tinggi sekitar 1,7 meter. Ketika pintu lemari dibuka, ternyata, dibelakangnya terdapat ruangan bawah tanah atau bungker.

Ruang bawah tanah itu memiliki luas sekitar 50 meter persegi. Tingginya sekitar lima meter. "Dulu ini dipakai untuk tempat Bung Karno bersembunyi," jelas Arif. Kini ruangan itu dimanfaatkan untuk pertemuan eksklusif tim pemenangan. Terdapat satu meja panjang dan sepuluh kursi istimewa di dalamnya. Di ruangan itu, sinyal ponsel akan berkurang, bahkan hilang. Sulit untuk menggunakan ponsel disana.

Ruangan bawah tanah juga ditemukan di mushola bagian belakang rumah. Di sanalah tim siber dan media sosial beraktifitas. Mereka memantau pemberitaan 'miring' seputar Bung Bowo dan Bung Hatta. Misal, isu HAM yang terus didaur-ulang untuk menjatuhkan Prabowo. Isu ini selalu saja dimainkan pada saat pilpres. Tujuannya jelas, menjatuhkan Prabowo. Ternyata, papar Arif, itu tidak efektif. "Masyarakat sudah mengerti hal itu adalah fitnah. Isu itu tidak murni dan cenderung politis," imbuhnya. Arif menyatakan, berbagai temuan di lapangan akan dikaji di mako.

Berbagai program untuk menyukseskan pencapresan Prabowo akan digodok didalamnya. Arif yang juga ketua DPW Nasdem Jakarta, menyatakan akan bergerak maksimal. Tim pemenangan dibawah komando ketua tim, Mahfud MD, dan Jenderal (Pur) George Toisutta, akan mengerahkan seluruh tokoh masyarakat dan pemuda di masing - masing kota dan kabupaten.

Tidak kurang dari 500 pemuda dan tokoh masyarakat di masing-masing kota dan kabupaten direkrut menjadi tim pemenangan. Mereka akan bergerak ke desa - desa pelosok menyuarakan Bung Bowo dan Bung Hatta. Mereka juga akan melaporkan situasi lapangan ke mako. Nantinya akan dianalisa kembali, lalu disebar ke media sosial dan media massa.

Wakil Ketum Gerindra, Fadli Zon, menyatakan rumah itu pernah ditempati proklamator kemerdekaan RI, Bung Karno, sekitar tahun 1960an. Rumah itu juga sudah berpindah kepemilikan beberapa kali. Anggota Dewan Pembina Demokrat, Hayono Isman, pernah memilikinya.  "Rumah ini bersejarah," jelas Fadli.

Bung Karno dikenal sebagai sosok yang tegas memberangus penjajahan dari Indonesia. Semangat itu menurutnya kini dimiliki Bung Bowo dan Bung Hatta. Meski presiden pertama Indonesia itu sudah tiada, namun semangat dan jejak perjuangannya, tetap ada di rumah Polonia. "Itu menjadi penyemangat kami," imbuhnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement