Kamis 15 May 2014 21:21 WIB

Prabowo dan Jokowi Perlu Tunggu Rapimnas Golkar

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat politik dari Universitas Sumatera Utara (USU) Ahmad Taufan Damanik mengatakan Prabowo Subianto dan Jokowi perlu menunggu Rapimnas Partai Golkar untuk memastikan partai itu mendukung ke salah satu dari mereka atau membuat poros baru.

"Yang jelas Golkar tak akan di luar atau memilih oposisi. Prabowo maupun Jokowi tak berminat berkoalisi dengan Aburizal Bakrie tetapi dengan Golkar, mereka berharap besar," kata Taufan di Jakarta, Kamis (15/5).

Ia mengatakan dua bakal calon presiden dari Partai Gerindra Prabowo Subianto dan dari PDIP Joko Widodo perlu menunggu hasil Rapimnas Partai Golkar dalam waktu dekat ini yang akan memutuskan dengan siapa Partai Golkar akan berkoalisi.

Taufan menegaskan meskipun Partai Golkar sudah buntu dengan pencalonan Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie sebagai presiden, kesepakatan koalisi tidak bisa ditentukan sendiri oleh Aburizal Bakrie.

Partai Golkar, katanya, tetap akan memutuskan masalah itu secara kelembagaan melalui forum Rapimnas.

Pimpinan partai politik yang diajak komunikasi oleh Aburizal Bakrie, menurut dia, sebaiknya tidak besar kepala lebih dulu.

"Komunikasi tersebut bisa saja hanya akan sebatas jadi manuver politik Aburizal. Ya mau tak mau mereka harus bersabar menunggu hasil Rapimnas," katanya.

Aburizal masing-masing sudah dua kali bertemu dengan Prabowo Subianto dan Joko Widodo, dan mantan Menko Kesra itu juga sudah bertemu dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang juga Ketua Umum DPP Partai Demokrat dan Ketua Umum DPP PDIP Megawati Soekarnoputri.

Taufan mengatakan Partai Golkar masih memiliki tiga opsi untuk Pemilu Presiden dan Wakil Presiden 9 Juli 2014 yakni berkoalisi dengan Prabowo Subianto, berkoalisi dengan Joko Widodo, atau membuat poros baru dengan Partai Demokrat.

Sebelum pendaftaran

Sementara pengamat politik dari Universitas Pelita Harapan Emrus Sihombing menyarankan Partai Golkar segera menggelar Rapimnas sebelum masa pendaftaran calon presiden dan wakil presiden ke Komisi Pemilihan Umum (KPU) pada 18-20 Mei 2014.

"Golkar harus mempercepat Rapimnas agar tidak ketinggalan kereta tetapi yang pasti harus menentukan sikap apa ke PDIP atau Gerindra," katanya.

Parpol lain yang ingin mengajak Golkar berkoalisi, kata dia, harus sabar menunggu hasil Rapimnas sebagai keputusan tertinggi setelah kongres.

Hal itu, menurut dia, diyakini akan menjadi salah satu pertimbangan Golkar bagi partai lain yang menginginkan dukungannya.

"Seharusnya Rapimnas dipercepat. Mau ke Jokowi atau Prabowo itu hak mereka. Golkar harus menyelamatkan tradisinya yang selalu menjadi bagian dari kekuasaan," katanya.

Ketua Dewan Pertimbangan Partai Golkar Akbar Tandjung mengungkapkan partainya tidak bisa terus-terusan mencalonkan Aburizal Bakrie sebagai presiden.

"Tidak ada partai satu pun yang mendekat ke Golkar, ini terlihat sudah tertutup. Saat ini ada peluang dengan Demokrat tetapi saya tidak tahu perkembangannya," katanya.

Akbar mengatakan Rapimnas juga akan membahas soal dorongan untuk mengusung cawapres.

Di internal Partai Golkar tengah menggodok enam kader potensial untuk diusung sebagai bakal cawapres, antara lain, Akbar Tandjung, Jusuf Kalla, Luhut Panjaitan, Ginandjar Kartasasmita, Priyo Budi Santoso, dan Agung Laksono.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement