Indra mengatakan Golkar tanpa melakukan konvensi, tingkat elektabilitas kader mudanya tinggi di mata publik.

Hal itu, menurut dia, karena kader Golkar itu sudah mengerti tingkah laku politik, kultur politik, dan jaringan yang kuat. "Peserta konvensi calon presiden Demokrat seolah-olah masih belajar politik," ujarnya.

Dia menilai tokoh-tokoh muda Golkar sudah memiliki pengetahuan dan pengalaman yang memadai dalam dunia politik sehingga memiliki daya tarik politik yang kuat di masyarakat. Melihat kondisi itu, menurut dia, tanpa menggunakan sistem konvensi seperti Partai Demokrat, para tokoh muda Golkar mampu memiliki tingkat elektabilitas yang tinggi.

"Tokoh muda kami memiliki pengetahuan dan pengalaman yang memadai dalam politik sehingga elektabilitasnya tinggi," tegasnya.

Selain itu Indra juga menilai konvensi tidak memiliki magnet yang kuat untuk menarik dukungan publik sehingga elektabilitas peserta konvensi belum bisa mengalahkan beberapa capres yang diusung beberapa partai.

Hal itu, menurut dia, profesi peserta yang masuk dalam konvensi luas sehingga pola politiknya sangat cair.

"Konvensi tidak punya kemampuan daya ledak untuk mengejar tokoh yang sudah populer seperti Joko Widodo, Prabowo, dan Aburizal Bakrie," tegasnya.

Dia menilai ketokohan peserta konvensi belum bisa mengikat di internal dan eksternal Demokrat untuk menaikkan elektabilitas peserta dan partai.